Sabtu 22 Apr 2023 01:09 WIB

Ini Tujuan Elon Musk Membuat TruthGPT

TruthGPT diklaim akan menjadi AI pencari kebenaran.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
CEO Twitter Elon Musk  mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dia buat bernama TruthGPT akan melawan bias AI. TruthGPT diklaim akan menjadi AI pencari kebenaran yang mencoba memahami sifat dari alam semesta.
Foto: AP Photo/John Raoux
CEO Twitter Elon Musk mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dia buat bernama TruthGPT akan melawan bias AI. TruthGPT diklaim akan menjadi AI pencari kebenaran yang mencoba memahami sifat dari alam semesta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bos Twitter Elon Musk mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dia buat bernama TruthGPT akan melawan bias AI. TruthGPT diklaim akan menjadi AI pencari kebenaran yang mencoba memahami sifat dari alam semesta.

Idenya, kata Musk, AI yang ingin memahami kemanusiaan cenderung tidak akan menghancurkannya. Musk juga khawatir ChatGPT dari OpenAI yang sedang populer, dilatih untuk benar secara politis.

Baca Juga

Dalam wawancara dengan Carlson, Musk menyebut AI lebih berbahaya daripada mobil atau roket. Bahkan AI dapat berpotensi menghancurkan umat manusia.

Secara terpisah, Musk telah memasukkan bisnis baru bernama X.AI Corp menurut pengajuan bisnis Nevada. Situs web kantor sekretaris negara bagian Nevada mengatakan bisnis itu dibentuk pada 9 Maret dan mencantumkan Musk sebagai direktur dan penasihat lamanya, Jared Birchall, sebagai sekretaris.

Musk adalah investor awal OpenAI dan menjadi salah satu ketua dewan setelah didirikan pada tahun 2015. Namun, Musk hanya bertahan selama beberapa tahun. Dia mengundurkan diri dari dewan pada awal 2018.

“Saya datang dengan nama dan konsepnya,” kata Musk kepada Carlson, menyesalkan OpenAI sekarang bekerja sama dengan Microsoft dan tidak lagi menjadi organisasi nirlaba.

Musk menguraikan kepergiannya pada 2019. Dia menyebut itu juga terkait dengan kebutuhannya untuk fokus pada Tesla dan beberapa perbedaan pendapat dengan para pemimpin OpenAI. "Lebih baik berpisah dengan cara yang baik. Tesla bersaing untuk beberapa orang yang sama dengan OpenAI dan saya tidak setuju dengan beberapa hal yang ingin dilakukan oleh tim OpenAI,” ujar dia.

Pada tahun setelah Musk mengundurkan diri dari dewan, OpenAI masih jauh dari mengerjakan ChatGPT. Namun, secara terbuka meluncurkan generasi pertama sistem GPT-nya, tempat ChatGPT didirikan, dan memulai perubahan besar untuk menggabungkan dirinya sebagai bisnis nirlaba.

Dilansir Japan Today, pada tahun 2020, Musk mengatakan OpenAI harus lebih terbuka. Pada hari-hari setelah rilis ChatGPT, Musk membuat cuitan kepada CEO OpenAI Sam Altman bahwa itu sangat bagus dan mengeluh media tidak meliputnya secara luas.

Namun, sejak itu, Musk telah berulang kali menyoroti contoh-contoh yang menurutnya menunjukkan bias. Seperti chatbot lainnya, ChatGPT memiliki filter yang mencoba mencegahnya mengeluarkan jawaban yang beracun atau menyinggung. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement