Kamis 27 Apr 2023 07:52 WIB

Pembelajaran di Mahad Al-Zaytun Dipastikan Sesuai Kurikulum Kemenag

Mahad Al-Zaytun juga menerapkan ‘suplemen’ dalam pembelajaran kepada para santri.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kasubag TU Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, saat menanggapi tentang sholat Idul fitri di Ponpes Al Zaytun.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Kasubag TU Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, saat menanggapi tentang sholat Idul fitri di Ponpes Al Zaytun.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Semua jenjang pendidikan yang ada di Mahad Al-Zaytun Indramayu dipastikan menerapkan kurikulum dari Kementerian Agama (Kemenag). Kualitas pendidikan di pondok pesantren itupun dinilai bagus dan layak untuk ditularkan kepada yang lainnya.

Adapun jenjang pendidikan yang berada dibawah binaan Kemenag itu terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) maupun pondok pesantren.

Hal itu disampaikan Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar. Dia menyatakan, pihaknya selama ini melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap semua jenjang pendidikan yang ada di Mahad Al-Zaytun.

"Semua tingkatan pendidikan di sana (kualitasnya) bagus semuanya, ada MI, MTs, MA dan ponpes. Kurikulum yang mereka terapkan sesuai dengan kurikulum dari Kemenag," kata Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/4/2023).

Aan mengatakan, pihak Mahad Al-Zaytun memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dokumen kurikulum. Setiap tahun, RPP dan dokumen itu ditandatangani oleh Kemenag Indramayu untuk MI dan MTs. Sedangkan untuk MA, kewenangannya di Kemenag provinsi.

"Kurikulumnya dari Kemenag karena Al Zaytun itu dapat dana BOS (bantuan operasional sekolah). Kalau (kurikulumnya) tidak sesuai, saya tarik BOS-nya. Al-Zaytun setiap tahun dapat dana BOS lebih dari Rp 1 miliar untuk semua tingkatannya," ujar Aan.

Di samping kurikulum baku yang ditetapkan Kemenag, Aan mengakui, Mahad Al-Zaytun juga menerapkan ‘suplemen’ dalam pembelajaran kepada para santri mereka. Selama ini, Kemenag juga melakukan pengawasan terhadap suplemen pembelajaran terhadap para santri di sana.

Aan menyebutkan, ‘suplemen’ yang diberikan kepada para santri di Mahad Al-Zaytun di antaranya berupa penerapan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Selain itu juga teknologi informasi atau IT.

‘’Untuk suplemen, kita berikan kebebasan kepada masing-masing lembaga pendidikan. Yang penting kurikulum bakunya diterapkan. Dan mereka (Al-Zaytun) ikuti semua (ketentuan Kemenag),’’ tegas Aan.

Aan menambahkan, dengan kualitasnya yang bagus, Mahad Al-Zaytun sebenarnya memberikan banyak kontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Dia bahkan pernah meminta kepada pihak Mahad Al-Zaytun untuk menularkan kualitasnya yang bagus itu ke lembaga pendidikan lainnya.

"Saya kan tantang, Al-Zaytun kan bagus nih. Coba sih di-share ke kita yang ada di madrasahnya. Kalau punya sesuatu yang baik itu tularkan, jangan untuk sendiri saja. Seperti misalnya untuk peningkatan mutu guru. Dan mereka jawab, mangga (silahkan)," ucap Aan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement