REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Seiring dengan ramainya kunjungan wisatawan, volume sampah di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengalami peningkatan. Kawasan Pantai Pangandaran, yang menjadi destinasi favorit wisatawan, menjadi sorotan lantaran tak jarang ditemukan sampah berserakan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran, Trisno, mengatakan, volume sampah di kawasan Pantai Pangandaran dalam kondisi normal hanya sekitar 70 ton per hari. Saat momen libur Lebaran ini, kata dia, bisa mencapai sekitar 200 ton.
“Secara keseluruhan (Kabupaten Pangandaran) ada 300 ton per hari,” kata Trisno kepada Republika, Jumat (28/4/2023).
Selain meningkatnya volume sampah, muncul persoalan soal kebersihan di kawasan wisata pantai. Tak jarang ditemukan sampah berserakan.
Trisno menyayangkan masih ada wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Di sisi lain, ia mengakui jumlah tempat sampah di kawasan Pantai Pangandaran untuk momen liburan ini belum memadai.
“Tempat sampah untuk hari biasa sebenarnya memadai. Namun, untuk hari libur panjang, kami akui masih kurang. Selain itu, kebiasaan masyarakat juga seperti itu (ada yang membuang sampah sembarangan),” kata Trisno.
Trisno mengatakan, pihaknya menyediakan sejumlah kontainer untuk menampung sampah. Namun, ada juga sampah yang berserakan di sekitar kontainer. Menurut dia, hal itu menjadi kendala dalam pengangkutan sampah.
Petugas mesti membereskan terlebih dulu sampah yang berserakan sebelum melakukan pengangkutan. “Itu kan juga memakan waktu dalam pengangkutan sampah,” kata Trisno.
Merespons persoalan sampah, pada Kamis (27/4/2023) para pegawai DLHK juga melakukan kegiatan bersih-bersih di kawasan Pantai Pangandaran. Aksi bersih-bersih berlanjut pada Jumat pagi, yang melibatkan sejumlah instansi dan pihak terkait di kawasan Pantai Pangandaran.
“Hasilnya sudah lumayan. Namun, wisatawan ramai lagi, tetap penuh lagi,” ujar Trisno.
Meski demikian, Trisno mengatakan, aksi bersih-bersih ini diharapkan dapat memberikan edukasi bahwa urusan sampah atau kebersihan bukan hanya tanggung jawab DLHK, tapi juga berbagai pihak terkait. Termasuk juga wisatawan. “Jadi, kami ajak semua pihak untuk terlibat,” kata dia.