Rabu 10 May 2023 06:44 WIB

Bupati: Husein Jangan Mundur, Pangandaran Masih Krisis Guru

Bupati Jeje meminta Husein untuk tidak mundur karena Pangandaran masih krisis guru.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Bupati Jeje meminta Husein untuk tidak mundur karena Pangandaran masih krisis guru.
Foto: Dok. Republika
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Bupati Jeje meminta Husein untuk tidak mundur karena Pangandaran masih krisis guru.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran tengah menelusuri kasus dugaan intimidasi yang dialami guru aparatur sipil negara (ASN) di SMPN 2 Pangandaran. Kasus itu disebut akan dibahas untuk dicari akar permasalahannya dan diselesaikan dengan tuntas.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pihaknya akan segera mengumpulkan seluruh pihak terkait dalam kasus itu, termasuk Husein Ali Rafsanjani, yang mengaku mendapatkan intimidasi. Pertemuan itu akan dilakukan pada Kamis (11/5/2023). Ia ingin masalah itu jelas, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Baca Juga

"Kami akan selesaikan kasus dan mencari titik persoalannya," kata Jeje saat dihubungi Republika, Selasa (9/5/2023).

Ia pun berharap Husein dapat mengubah sikapnya agar tidak mengundurkan diri sebagai guru di Kabupaten Pangandaran. Pasalnya, Kabupaten Pangandaran sangat membutuhkan banyak guru. Apalagi, ia juga mengaku belum menerima surat pengunduran diri Husein secara langsung. 

Jeje menyebutkan, setiap tahunnya ada sekitar 200 guru di Kabupaten Pangandaran yang pensiun. Karenanya, Pemkab Pangandaran terus melakukan perekrutan formasi guru. 

"Tes itu kan memakan biaya dan sebagainya. Kalau (Husein) mundur ya sayang. Saya akan ajak ngomong dari hati ke hati, berdua dulu. Kalau dia ada persoalan, kita akan tindak lanjuti," kata dia.

Menurut Jeje, Husein merupakan pemuda yang cukup pintar. Ia menambahkan, Kabupaten Pangandaran membutuhkan pemuda yang pintar seperti Husein untuk bekerja dengan baik membangun daerah.

"Saya berharap semua selesai. Beliau bisa kembali ke Pangandaran untuk bekerja dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, Husein mengaku diminta biaya transportasi untuk latsar CPNS pada 2021. Padahal, uang transportasi itu seharusnya ditanggung oleh negara.

Saat mengikuti latsar CPNS, ia juga mengaku dimintai uang sebesar Rp 350 ribu. Sementara ketika itu, gajinya belum dibayar karena dirapel. 

Alhasil, Husein melaporkan masalah pungli itu melalui laman lapor.go.id beserta bukti-buktinya. Setelahnya, pelapor dicari dan ia mengakuinya. Ia pun dipanggil ke BKPSDM Kabupaten Pangandaran untuk diminta klarifikasi. 

Setelah menjalani klarifikasi selama sekitar enam jam, Husein mengaku diancam dipecat. Karena laporan itu dianggap mencemarkan nama baik instansi. 

Setelah itu, sejumlah pihak yang dekat dengannya di lingkungan pekerjaan disebut mendapatkan ancaman. Karenanya, ia memilih menurunkan laporan.

Setelah itu, Husein memilih pulang ke Bandung sejak Maret 2022. Ia pun masih menunggu surat pemecatan yang tak kunjung keluar. Alhasil, ia memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Berat sih. Orang tua juga berat. Ibu saya nangis-nangis, ayah saya bingung harus ngomong apa. Mudah-mudahan ada razeki lain," kata dia dalam rekaman video yang beredar di akun TikTok miliknya, @/husein_ar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement