Rabu 10 May 2023 15:22 WIB

Ahli Duga Pesantren Al Zaytun Didukung Oleh Intelijen Indonesia

Al Zaytun melakukan hal yang tak biasa dilakukan muslim di Nusantara.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Erdy Nasrul
Kompleks Pondok Pesantren Az Zaytun.
Foto: Republika.co.id
Kompleks Pondok Pesantren Az Zaytun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Pondok Pesantren Panji Gumilang kembali viral karena melakukan salam Yahudi yang diduga menjadi program Intelejen Indonesia untuk mencegah kesolidan umat.

Menurut Dosen Antropologi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh, Al Chaidar Abdurrahman Puteh apa yang dilakukan Panji Gumilang ini adalah Bahasa Ibrani,Syalom dalam Bahasa Indonesia merupakan sapaan yang digunakan oleh bangsa Yahudi saat menyapa satu dengan yang lainnya.

Baca Juga

Shalom Aleichem ini juga sering digunakan oleh pemeluk Kristen Orthodox Timur Tengah. Terutama oleh komunitas di kawasan Israel, Palestina, Suriah, Libanon, Yordania, Turki, Mesir, Maroko dan Rusia. Shalom Aleichem juga digunakan untuk ucapan salam saat beribadah. Kemudian ketika memulai khutbah serta salam kepada seseorang.

Panji Gumilang mengajak seluruh santri, pejabat, serta para tamu undangan yang berada di Gedung Ponpes Al Zaytun untuk mengucapkan salam ala Yahudi.

Pimpinan Pesantren Al Zaytun ini pun lalu mengajak mengucapkan salam tersebut sambil berdiri dan bernyanyi. "Ini merupakan bentuk sinkretisme baru ajaran Islam yang sering dilakukan elit intelejen di masa Ali Moertopo,"ujar dia kepada republika, Rabu (10/5/2023).

Sinkretisme merujuk pada penggabungan atau penyatuan dua atau lebih ajaran agama atau kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Namun, dalam konteks ajaran Islam, sinkretisme tidak dianjurkan dan bahkan dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip fundamental Islam.

Sinkretisme agama sering dijadikan program intelejen dengan tujuan untuk mencegah terbentuknya kesatuan umat yang solid.

Islam adalah agama monoteistik yang mengajarkan kepercayaan pada satu Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT, dan mengakui nabi terakhir, Muhammad SAW. Ajaran Islam juga memiliki prinsip-prinsip dasar seperti kelima rukun Islam dan enam rukun iman.

"Menggabungkan ajaran Islam dengan kepercayaan atau ajaran agama lain, seperti sinkretisme dengan agama-agama animisme, politeisme atau mistisisme, bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam," jelas dia.

Ini karena ajaran Islam sangat menekankan kesatuan Tuhan, dan mengajarkan agar hanya menyembah Allah SWT saja, dan memperingatkan tentang bahaya syirik seperti yang muncul dalam kasus Mosadeg dan Gafatar atau aliran Millata Abraham yang merupakan pecahan dari faksi KW-9 Al Zaytun.

Dalam Islam, ada juga larangan untuk melakukan tindakan yang bisa dianggap sebagai bentuk penyatuan atau penggabungan kepercayaan dari agama lain dengan Islam. Misalnya, memadukan shalat atau ibadah Islam dengan ritual kepercayaan atau agama lain, mengikuti keyakinan atau praktek agama lain dalam menjalankan ibadah Islam, atau menggunakan benda-benda yang dianggap keramat oleh agama lain dalam ibadah Islam.

Oleh karena itu, sinkretisme dalam konteks ajaran Islam tidak dianjurkan dan bahkan dianggap bertentangan dengan ajaran fundamental Islam. Islam mengajarkan kesatuan Tuhan dan kepatuhan kepada-Nya saja, dan menganjurkan umatnya untuk menjalankan ajaran Islam dengan tulus dan konsisten.

Syekh Panji Gumilang merasa yakin karena didukung oleh kuasa intelejen yang sangat digdaya di Indonesia untuk memadamkan cahaya agama Islam di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement