Namun kebijakan ekonomi suku bunga rendahnya membawa Turki ke krisis biaya hidup dan inflasi. Hal ini menimbulkan kemarahan pemilih. Tak hanya itu, pemilik hak suara juga geram dengan lambatnya respons pemerintah Erdogan pada gempa bumi di selatan Turki yang menewaskan 50 ribu orang.
Kritikus khawatir bila Erdogan memenangkan pemilihan, ia akan menjadi semakin otoriter. Namun, presiden berusia 69 tahun yang telah memenangkan banyak pemilihan itu mengatakan bahwa ia menghormati demokrasi.
"Sejak pemilu sebelumnya gagasan saya sudah berubah, saat ini saya merasa terhina, kami lelah dengan kata-kata kosong, tentu ada hal-hal baik yang (Erdogan) lakukan, tapi akhir-akhir mereka meremehkan dan menghina negara, sulit untuk mengatasinya di usia tertentu," kata salah satu pemilih di Istanbul, Gungor Yucel yang berusia 80 tahun.