Ahad 25 Jun 2023 23:04 WIB

Tolak Tabayun Langsung di Gedung Sate, Ini Alasan Panji Gumilang Pilih Lokasi Al Zaytun

Tim Investigasi Jabar sudah keluarkan laporan dan temuan soal Al Zaytun

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang (kedua kiri) berjalan keluar ruangan saat memenuhi panggilan tim investigasi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang memenuhi panggilan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hal tersebut guna mengklarifikasi sejumlah isu kontroversial yang kini tengah viral terkait pondok pesantren di Indramayu tersebut.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang (kedua kiri) berjalan keluar ruangan saat memenuhi panggilan tim investigasi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang memenuhi panggilan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hal tersebut guna mengklarifikasi sejumlah isu kontroversial yang kini tengah viral terkait pondok pesantren di Indramayu tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang penuh kontroversi, Panji Gumilang telah melakukan pertemuan dengan tim investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jumat (23/6/2023) kemarin. Kini, Panji Gumilang meminta agar tim investasi tersebut melakukan tabayun ke Kampus Al Zaytun.

“Untuk tabayun seperti ini, karena namanya tabayun, akan lebih baik dan pasti baik kalau dilaksanakan di kampus Al Zaytun,” ujar Panji Gumilang saat diwawancara di kanal Youtube Al-Zaytun Official, Ahad (25/6/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, sebaiknya tabayun tidak dilaksanakan di gedung pemerintahan. Karena itu, menurut dia, dalam pertemuan di Gedung Sate kemarin, dia menawarkan kepada tim investigasi untuk tabayun ke Kampus Al Zaytun di Indramayu.

“Maka, kami tawarkan itu, disepakati untuk diadakan tabayun itu di kampus Al Zaytun, supaya memahami  pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan itu ada contact dengan Al Zaytun,” ucap Panji.

Pertemuan selanjutnya di Kampus Al Zaytun, menurut dia, telah disepakati anggota tim investigasi dalam pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Saten kemarin. Dia pun meminta agar tidak memisahkan dirinya dengan Al Zaytun.

“Jadi, katakanlah, Al Zaytun dan AS Panji Gumilang gula dan rasa manisnya. Kalau dipisahkan dan ditanya di tempat lain, itu nanti sama saja dengan menghilangkan gula dari rasa manisnya. Maka, menjadi tidak gula lagi,” kata Panji.  

Walaupun fasilitas yang ada di Al Zaytun sederhana, menerut dia, tapi cukup untuk melayani kedatangan tim investasi yang dibentuk oleh Gubernur Jawa Barat. 

“Ini insya Allah dengan sangat sederhana itu mencukupi dan bisa, dan kami tanggung jawab semuanya, semua fasilitas, supaya nanti tatkala kami menyampaikan, bisa disesuaikan dengan lingkungan yang ada. Jadi tidak ada maksud untuk tidak menjawab,” jelas Panji.

Dia menegaskan akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan jika proses tabayun dilaksanakan di Kampus Al Zaytun. Asalkan, dia berikan daftar permasalahan yang akan diklarifikasi untuk disiapkan jawabannya.

“Kemudian, kita minta contoh, apa contoh pertanyaannya itu? Supaya nanti kalau lah berkembang ke mana-mana, itu dari contoh pertanyaan itu pengembangannya, sehingga tidak seperti orang yang sedang berdebat ke sana ke mari,” kata Panji.

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

“Maka, di sidang itu (di Gedung Sate) kita katakan, kami sangat setuju dengan apa yang dinamakan tabayun itu dengan pertanyaan apapun, kami jawab,” jelasnya.

Namun, setelah pertemuan di kampus Al Zaytun itu, Panji Gumilang meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tidak ikut campur. Karena, yang akan hadir dalam pertemuan itu hanyalah tim investasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

“Kalau dalam perjalanan kemudian setelah acara itu, entah itu siapa, MUI kah dia, terus mengatakan macam-macam, gak ada, MUI tidak terlibat, karena syekh tidak mau MUI ikut campur,” kata Panji.

“Karena MUI adalah lembaga yang memberikan fatwa sebelum tabayun, memberikan justifikasi sebelum tabayun, sudah dikatakan komunis, AS Panji Gumilang komunis, dasarnya hanya tiktok. Kemudian, mengatakan Al Zaytun sesat,” jelasnya.

Dia pun menuding MUI tidak memahami akhlak daripada tabayun. Menurut dia, pengurus MUI hanya mengedepankan emosional dalam menghadapi masalah ini.

“Jadi, itu namanya bukan tabayun, jadi tidak mengerti akhlak tabayun. Itu berarti mengaku ulama, tapi mengartikan tabayun saja sudah tidak tepat, dengan semangat emosional, menyampaikan sesat lah, komunis lah, kemudian baru tabayun,” ujar Panji Gumilang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement