REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sekolah yang terkenal unggul menjadi sorotan sejak pemberlakuan sistem jalur zonasi. Pasalnya, sekolah-sekolah yang dikenal favorit itu mesti menyesuaikan diri terhadap tujuan diberlakukannya zonasi untuk pemerataan kualitas pendidikan, sehingga tak semata berorientasi pada nilai.
Sejumlah SMA Negeri unggul di Jakarta mencatatkan ada 10-20 siswa dari jalur zonasi yang undur diri, di antaranya karena berorientasi untuk bekerja, padahal pendidikan yang tepat untuk yang ingin langsung bekerja adalah di SMK.
Di antaranya, SMAN 8 di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan mencatat ada sekitar 20 siswa jalur zonasi yang pindah sekolah dan rerata dari puluhan siswa itu memilih melanjutkan ke SMK atau PKBM. Kemudian SMAN 81 di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur mencatat ada sekitar 10 siswa yang keluar dari sekolah tersebut dan memilih SMK pula. Orientasinya sama yakni untuk bisa langsung bekerja setelah lulus sekolah kejuruan.
"Di SMAN 8 Jakarta memenuhi persentase 50 persen jalur zonasi atau sekitar 158 siswa, karena memang sudah sistem," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan SMAN 8 Gatot Handoko, dikutip Rabu (12/7/2023).