REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat menghadapi hambatan baru dalam pencalonannya sebagai perdana menteri Thailand pada Rabu (19/7/2023). Pengadilan menangguhkan Pita sebagai anggota parlemen.
Pita mendaki jalan terjal menuju jabatan puncak. Dia membutuhkan dukungan lebih dari separuh parlemen bikameral. Dia juga menghadapi perlawanan sengit dari militer royalis yang bertentangan dengan ambisi anti-kemapanan Partai Move Forward.
Legislatif menggelar sidang untuk pemilihan perdana menteri putaran pada Rabu. Namun pesaing Pita segera bergerak untuk menggagalkannya dengan mempertanyakan peraturan parlemen, ketika Pita dicalonkan oleh aliansi delapan partainya.
Debat selama berjam-jam pun terjadi. Mahkamah Konstitusi secara terpisah mengumumkan Pita telah ditangguhkan sebagai anggota parlemen untuk sementara atas tuduhan bahwa dia melanggar aturan pemilihan karena memegang saham di sebuah perusahaan media.