REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP— Bencana tanah bergerak di Cilacap Jawa Tengah telah berdampak terhadap rusaknya sejumlah perumahan warga.
NU Care-LAZISNU Cilacap, Jawa Tengah turut berkontribusi menyelesaikan pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi warga terdampak tanah bergerak di Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap.
Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar meresmikan Huntara yang terletak di Jalan Pelita KM 2, RT 05/RW 02, Dusun Pagergunung, Desa Karanggintung, dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti pada Selasa (18/7/2023).
Huntara yang dibangun di atas lahan seluas 2.862 meter persegi itu diproyeksikan menampung 24 KK yang terdampak bencana alam tanah bergerak, dan telah menempatinya sejak Selasa (11/7/2023).
Ketua LAZISNU Cilacap, Wasbah Samudra Fawaid mengatakan NU Care-LAZISNU Cilacap memang turut berperan aktif dalam pilar Program Kemanusiaan, salah satunya pembangunan Huntara yang dilakukan oleh pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap.
“NU Care-LAZISNU Cilacap terlibat dalam pembuatan toilet umum sebanyak 8 toilet, pembuatan kelengkapan rumah berupa kaca, bantuan berupa 24 karpet, water torn 3.100 liter bersama PT Indonesia Power PLTU Adipala, dan instalasi air bersih,” jelas Wasbah.
Pihaknya berterimakasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah turut membantu termasuk para donatur yang telah menyalurkan hartanya melalui Gerakan Koin (Kotak Infak) NU Cilacap. “Semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan beban para pengungsi sekaligus korban tanah bergerak tersebut,” ucapnya.
Pj Bupati Cilacap, Yunita Dyah Suminar juga menyampaikan terima kasih kepada NU Care-LAZISNU Cilacap yang telah berpartisipasi membantu masyarakat di Desa Karanggintung. Menurutnya peran pemerintah di Kabupaten Cilacap harus didukung oleh banyak pihak untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita tidak mau kemudian masyarakat yang menempati rumah risiko tanah bergerak masih di sana (lokasi bencana). Untuk itu dengan pelan-pelan pada masyarakat 24 KK yang terkena bencana tanah bergerak mereka sudah bisa menempati hunian sementara ini,” ucapnya.
Sampai saat ini, kelengkapan fasilitas Huntara sudah hampir mencapai 100 persen, hanya saja masih ada kekurangan lampu PJU (Penerangan Jalan Umum). Meski begitu, BPBD sudah mengkoordinasikan dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan), dan akan segera ditindaklanjuti.
“Kalau untuk air bersih, masih dalam pengawasan, karena untuk mengisi water torn yang ukuran 3.100 liter, volume yang didapatkan sekali penyedotan hanya mampu mengisi setengahnya (1.500 liter), sementara mulai subuh hingga pukul 14.00 WIB sudah melakukan penyedotan 2 kali,” kata Plt Kepala BPBD Cilacap, Erna Suharyati.
Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun
Sementara itu, salah satu warga terdampak, Kamsiyah, menceritakan pada saat kejadian rumahnya terkena tanah bergerak yang parah. Kemudian rumahnya dirobohkan. "Alhamdulillah dengan hunian sementara ini saya dapat beraktivitas dengan nyaman, tidur nyenyak. Terima kasih LAZISNU Cilacap atas bantuan yang diberikan. Semoga LAZISNU Cilacap berkah,” tuturnya.
Hadir pada peresmian Huntara, pihak Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Forkopimda Kabupaten Cilacap, Forkopimcam Gandrungmangu, Pemerintah Desa Karanggintung, PMI Kabupaten Cilacap, dan berbagai perusahaan seperti SBI Cilacap, Pertamina RU IV Cilacap, PT Indonesia Power PLTU Adipala, serta berbagai lembaga sosial dan warga masyarakat.
Sebelumnya, Direktur NU Care-LAZISNU Cilacap, Ahmad Fauzi mengatakan bencana tanah bergerak tersebut terjadi sejak bulan April-Juni 2021. Fauzi mengungkapkan bahwa NU Care-LAZISNU Cilacap mengambil inisiatif untuk melanjutkan pembangunan Huntara karena pemerintah belum melanjutkan pembangunan Huntara tersebut. “Bantuan tersebut berupa kamar mandi umum, pipanisasi dan finishing Huntara,” ungkap Fauzi.
Fauzi menyatakan bahwa total bantuan yang disalurkan NU Care-LAZISNU Cilacap untuk keperluan finishing Huntara sebesar Rp90.855.000. Sumber dana bantuan dalam program finishing Huntara seluruhnya berasal dari dana Koin NU. “Semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan beban para pengungsi sekaligus korban tanah bergerak tersebut,” imbuhnya.