REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet angkat beban Justyn Vicky mengalami insiden fatal saat berusaha mengangkat barbel seberat 210 kilogram dalam latihan squat press di salah satu pusat kebugaran di Bali. Akibat insiden yang diketahui terjadi pada 15 Juli tersebut, binaragawan asal Indonesia itu tutup usia, meski sempat mendapatkan perawatan medis.
Justyn diketahui mengalami patah leher dan tekanan kritis pada saraf vital yang terhubung ke jantung dan paru-paru. Dalam video yang beredar luas di media sosial, barbel seberat 210 kilogram itu menimpa bagian tengkuk Justyn.
Saat berusaha mengangkat barbel tersebut, sosok selebgram dan peraih gelar juara ajang Muscle Beach Bali itu terlihat kesulitan sebelum akhirnya terjatuh. Dua orang yang membantu, spotter, saat melakukan latihan itu juga sempat terjatuh lantaran kehilangan keseimbangan kala berusaha mengangkat barbel dari atas Justyn.
Penggemar olahraga angkat beban pun berduka. Semasa hidupnya, mendiang Justyn begitu dicintai. Perjuangannya untuk mendapatkan tubuh kekar atletis banyak menginspirasi banyak orang. Tak heran, ucapan belasungkawa mengalir deras baik dari dalam maupun luar negeri.
Penting bagi siapapun untuk mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Insiden fatal yang menimpa Justyn seolah mengingatkan kembali soal bahaya di dunia angkat beban, yakni pembunuh dalam sunyi bernama ego lifting.
Tentu saja, tak ada yang mengetahui berapa kilogram sebenarnya kesanggupan mendiang Justyn dalam mengangkat beban. Namun, dalam tayangan yang beredar, tampak mendiang Justyn kesulitan dalam menahan beban 210 Kg yang membebani bagian belakang atas tubuhnya.
Ego lifting dapat dimaknai saat seseorang berusaha untuk mengangkat beban lebih berat dari yang seharusnya bisa diangkat. Kondisi ini terjadi saat seseorang berusaha untuk meningkatkan masa otot ataupun menambah kemampuan catatan angkatan.
Ego lifting lebih sering menyebabkan cedera ketimbang keberhasilan mencapai target-target tertentu. ''Salah satu hal terpenting dalam menghindari cedera saat angkat berat adalah melepaskan ego Anda. Jika Anda berusaha untuk melewati catatan orang lain dan menunjukan kemampuan Anda, maka biasanya akan berakhir dengan cedera,'' kata ahli kesehatan olahraga dari Houston Methodist, David Braunreiter, dilansir pada Selasa (25/7/2023).
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Departemen Physiotherapy Rumah Sakit Wockhardt, Imraan Khan. Menurutnya, seeseorang harus bisa menetapkan target yang realistis dalam latihan angkat berat. Seseorang, ujar Imraan, juga harus mengetahui kemampuan dirinya sebelum benar-benar menambah beban di barbelnya.
Dengan begitu, orang tersebut bisa benar-benar merasakan efek positif dari olahraga angkat berat. ''Disarankan untuk mengawali dengan angkatan yang lebih ringan, kemudian terus beranjak ke yang lebih berat. Namun, harus diingat, Anda harus bisa memperhitungkan semua aspek keselamatan sebelum melakukan angkat beban,'' kata Khan seperti dilansir Indian Express.
Keinginan untuk bisa menambah catatan angkatan sebagai bagian dari meningkatkan massa otot memang sulit untuk dihindari. Namun, hal ini bisa berpotensi menimbulkan ego lifting. Braunreiter membeberkan sejumlah cara untuk bisa terhindar dari ego lifting. Salah satunya adalah menguasai teknik yang tepat terlebih dahulu.
''Di titik ini, seseorang mungkin akan merasa bosan lantaran sudah terlalu mudah untuk mengangkat beban. Namun, hal ini bisa meningkatkan kemampuan teknik Anda saat mengangkat beban yang lebih berat. Selain itu, Anda juga harus memberikan waktu buat otot untuk beristirahat,'' ujar Braunreitner.