Selasa 01 Aug 2023 09:20 WIB

Jepang Uji Coba Layar Penerjemah Bantu Pengunjung Internasional

Lebih dari dua juta turis asing tiba di Jepang bulan lalu, terbanyak sejak pandemi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Pengunjung berjalan melalui jalan perbelanjaan Nakamise di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 13 September 2020. Asakusa adalah salah satu area Tokyo yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pengunjung berjalan melalui jalan perbelanjaan Nakamise di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 13 September 2020. Asakusa adalah salah satu area Tokyo yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Saat Jepang menikmati kebangkitan pariwisata pasca-pandemi dari seluruh dunia, Seibu Railway sedang menguji layar terjemahan otomatis. Fitur baru ini membantu orang asing yang bingung menavigasi salah satu pusat transportasi paling kompleks di Tokyo.

Perangkat tersebut dikembangkan oleh perusahaan percetakan Toppan dan disebut VoiceBiz. Alat ini memungkinkan pelanggan berbicara dengan petugas stasiun melalui mikrofon, sementara layar semi-transparan di antara mereka menguraikan kata-kata dalam bahasa Jepang dan salah satu dari 11 bahasa lainnya.

Baca Juga

Lebih dari dua juta pengunjung tiba di Jepang bulan lalu, terbanyak sejak pandemi dimulai pada 2019. Pengunjung dari Amerika Serikat dan Eropa melampaui tingkat pra-pandemi karena yen yang lemah membuat perjalanan tersebut menjadi yang termurah dalam beberapa dekade.

Kevin Khani adalah salah satu wisatawan asing yang baru-baru ini singgah di stasiun Seibu-Shinjuku. Dia pun menggunakan layar VoiceBiz yang dinilai sangat membantu.

"Terjemahannya sangat tepat," kata pria Jerman berusia 30 tahun yang bekerja di Alibaba.

"Mungkin terdengar agak aneh, tetapi Anda segera merasa aman karena Anda tahu ada manusia di sisi lain. Jadi, luangkan waktu Anda untuk menjelaskan apa yang Anda butuhkan dan Anda akan tahu bahwa mereka akan mengerti apa yang Anda butuhkan," ujarnya.

Unit transportasi dari konglomerat Seibu Holdings ini memasang layar terjemahan pada bulan ini di stasiun Seibu-Shinjuku yang merupakan terminal salah satu jalur pusat Tokyo. Perangkat tersebut melakukan uji coba tiga bulan sebelum mempertimbangkan peluncuran yang lebih luas.

Sekitar 135 ribu penumpang melewati stasiun tersebut setiap hari. Jumlah ini termasuk banyak orang asing yang bolak-balik di antara tempat wisata populer, seperti taman hiburan Harry Potter yang baru di Tokyo.

Dengan banyak jalur kereta dan stasiun bus raksasa, distrik Shinjuku adalah tempat pengujian utama untuk teknologi pencari jalan. Di seberang jalan dari stasiun Seibu terdapat stasiun Japan Railway (JR) pusat Shinjuku, yang merupakan stasiun tersibuk di dunia, dengan sekitar 3,6 juta orang melewatinya setiap hari. Terowongan kelinci menghubungkan stasiun JR ke beberapa jalur kereta api dan kereta bawah tanah yang dijalankan oleh perusahaan lain.

“Tujuan kami memperkenalkan ini adalah untuk meningkatkan kelancaran komunikasi dengan membiarkan orang saling bertatap muka,” kata supervisor penjualan dan pemasaran di Seibu Railway Ayano Yajima.

Perangkat itu juga diuji di Bandara Internasional Kansai awal tahun ini. Toppan bertujuan untuk menjualnya ke pihak swasta  dan kantor pemerintah di Jepang untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi dengan pengunjung asing dan imigran yang jumlahnya terus bertambah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement