Jumat 18 Aug 2023 21:11 WIB

Prabowo dan Budiman Kian Kompak

Hari ini dideklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang.

Rep: Bowo Pribadi, Antara/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat mengghadiri acara deklarasi relawan Prabowo- Budiman Bersatu (Prabu) Jawa Tengah, yang digelar di Marina Convention Center (MCC), Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8) sore.
Foto:

Elite PDIP mengomentari kedekatan Budiman dengan Prabowo. Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saeful Hidayat memberikan sindiran dan memberi selamat kepada Budiman.

"Selamat pada Pak Budiman, karena sebagai calon wakil presiden dari Pak Prabowo. Nah ya (itu komentar saya)," ujar Djarot di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Ditanya, bagaimana sikap PDIP melihat manuver Budiman kepada Prabowo jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024? ia kembali menjawab dengan sindiran. "Kita dorong supaya Pak Budiman jadi wakilnya Pak Prabowo," ujar Djarot.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa Budiman Sudjatmiko tidak disanksi oleh partai setelah keputusannya merapat ke Prabowo. 

"PDI Perjuangan ini kan bukan partai yang kejam, bukan partai yang menindak tanpa suatu proses, yang memerintahkan seseorang untuk dipecat tanpa proses. Kita adalah partai demokrasi, maka nilai-nilai demokrasi itu yang kami emban, yang kami jalankan dengan baik," ujar Hasto di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Adapun, Ketua Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun Komarudin mengatakan, saat memberikan penjelasan kepadanya, Budiman mengatakan kedatangannya ke rumah pribadi Prabowo pada akhir Juli lalu bukan untuk menyampaikan dukungan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Budiman mengaku, niatnya hanya ingin melakukan konsolidasi terhadap dua sosok capres yang saat ini akan maju sebagai presiden.

"Beliau (Budiman) menjelaskan ya niatnya dia bukan untuk dukung Pak Prabowo, sebenarnya dia ingin supaya ada konsolidasi calon yang dianggap sebagai calon reformasi, katakanlah begitu," ujar Komarudin.

Tidak hanya itu, Komarudin menegaskan, bahwa ia mendapat tugas untuk memastikan seluruh kader PDIP, baik di tingkat pengurus maupun anggota partai untuk tegak lurus sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.

"Tadi saya tegaskan, tapi kewajiban saya sebagai Ketua Bidan Kehormatan harus memastikan semua gerak langkah kader PDIP, baik pengurus maupun anggota partai hanya satu, menangkan Ganjar Pranowo karena itu adalah keputusan partai," ujar Komarudin.

Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan dua kader muda PDIP, Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko yang sudah terang-terangan mendukung capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan bentuk adanya kader-kader yang tidak sejalan dengan keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Najmuddin meyakini ada kader PDIP lain yang mungkin juga sejalan dengan Effendi dan Budiman. 

"Kader PDIP terutama kader muda mulai resah dengan kebijakan Megawati. Ini bisa jadi proses kerontokan Megawati dan PDIP jelang Pemilu 2024," kata Najmuddin, belum lama ini.

Najmuddin menduga di internal PDIP sudah terbentuk dua faksi. Yakni faksi pro Megawati dan faksi anti Megawati. Karena dalam tiga dekade terakhir, partai banteng tersebut di bawah kendali penuh Megawati sehingga proses demokrasi di partai tersebut jadi terhambat. 

Sedangkan kader-kader muda seperti Budiman dan Effendi menurut Najmuddin tentu punya ide-ide lain tentang visi kepartaian tapi mentok di Megawati. 

"Di sini saya melihat ada kesan bahwa ada kadernya yang tidak sejalan dengan garis kebijakan Megawati atau tidak setuju dengan kebijakan Megawati," ujar Najmuddin.

Faktor lain dilihat Najmuddin sikap Budiman dan Effendi juga sebagai bentuk kekecewaan kader muda yang tidak mendapatkan posisi strategis di pemerintahan selama hampir 10 tahun berkuasa. Bahkan keduanya kini tidak punya jabatan di DPP PDIP. 

photo
Ganjar digoyang oleh sejumlah isu dukungan elite PDIP ke capres lain. - (Republika/berbagai sumber)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement