Ahad 27 Aug 2023 03:10 WIB

Penduduk Fukushima Waspada usai PLTN Alirkan Air Limbah Radioaktif

Pelepasan limbah ditentang oleh kelompok nelayan dan dikritik oleh negara tetangga.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, rusak akibat gempa bumi dan tsunami besar pada 11 Maret 2011, terlihat dari dekat pelabuhan perikanan Ukedo di kota Namie, timur laut Jepang, Kamis, (24/8/2023).
Foto:

Sebagian air limbah di pabrik didaur ulang sebagai pendingin setelah diolah. Sedangkan sisanya disimpan di sekitar 1.000 tangki, yang terisi hingga 98 persen dari kapasitasnya yang berjumlah 1,37 juta ton.

Tangki-tangki tersebut menutupi sebagian besar kompleks dan harus dibersihkan. Upaya itu perlu dilakukan untuk memberi ruang bagi fasilitas baru yang diperlukan untuk proses dekomisioning.

Pihak berwenang mengatakan, air limbah setelah pengolahan dan pengenceran lebih aman dibandingkan standar internasional, serta dampaknya terhadap lingkungan dapat diabaikan. Sampel air laut pertama yang dikumpulkan setelah pelepasan berada jauh di bawah tingkat yang diperbolehkan untuk dilepaskan secara legal.

TEPCO mengatakan, pelepasan tersebut akan memakan waktu 30 tahun, atau hingga akhir penghentian pabrik. Masyarakat khawatir hal ini akan berdampak pada masa depan yang sulit bagi generasi muda di kota nelayan, dengan banyak bisnis dijalankan oleh keluarga.

Tangkapan ikan di Fukushima saat ini hanya seperlima dari hasil tangkapan sebelum bencana karena berkurangnya jumlah nelayan dan berkurangnya jumlah hasil tangkapan. Pemerintah telah mengalokasikan 80 miliar yen untuk mendukung perikanan dan pengolahan makanan laut.

photo
An aerial picture of the Fukushima Daiichi nuclear power plant and its tanks containing radioactive water in Okuma, Fukushima Prefecture, Japan, 24 August 2023. - (EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN )

Dana itu juga digunakan untuk memerangi potensi kerusakan reputasi dengan mensponsori kampanye untuk mempromosikan Joban-mono dan makanan laut olahan Fukushima. TEPCO telah berjanji untuk menangani klaim kerusakan reputasi, dan klaim yang dirugikan oleh larangan ekspor Cina.

 

Kepala koperasi perikanan di prefektur Fukushima Tetsu Nozaki mengatakan, kekhawatiran komunitas nelayan akan terus berlanjut selama air tersebut dilepaskan. “Satu-satunya harapan kami adalah terus menangkap ikan dari generasi ke generasi di kota asal kami, seperti yang biasa kami lakukan sebelum kecelakaan terjadi,” kata Nozaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement