Senin 11 Sep 2023 18:18 WIB

Anies-Muhaimin Sepakati Visi Kesetaraan untuk Pilpres 2024

Anies mengeklaim bersama Muhaimin akan bekerja sama untuk perubahan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyambut kedatangan bakal Calon Presiden dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan saat berkunjung ke DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Anies Baswedan ke kantor DPP PKB usai dideklarasikan berpasangan dengan Muhaimin iskandar dalam menghadapi Pilpres 2024. Menurut Sekjen PKB Jazilul Fawaid, agenda pertemuan tersebut dalam rangka membahas agenda prioritas untuk pemenangan Pilpres 2024.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyambut kedatangan bakal Calon Presiden dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan saat berkunjung ke DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Anies Baswedan ke kantor DPP PKB usai dideklarasikan berpasangan dengan Muhaimin iskandar dalam menghadapi Pilpres 2024. Menurut Sekjen PKB Jazilul Fawaid, agenda pertemuan tersebut dalam rangka membahas agenda prioritas untuk pemenangan Pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres), Anies Rasyid Baswedan untuk kali pertama mendatangi Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Senin (11/9/2023). Salah satu yang dibahas dalam pertemuan bersama Abdul Muhaimin Iskandar itu adalah visi yang akan ditawarkan pada Pilpres 2024.

Anies mengaku, salah satu yang ditekankan dalam visi tersebut adalah kesetaraan. Yakni, saat seluruh rakyat Indonesia meraih kesetaraan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan untuk membawa kesejahteraan.

Baca Juga

"Kesetaraan ini yang menjadi visi kita, dalam bahasa sederhananya kita ingin agar perintah konstitusi yang ada di dalam pembukaan UUD 1945 kalimat terakhir itu terlaksana, yaitu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Anies di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin.

Anies mengeklaim, visi tersebut mencerminkan bahwa Anies bersama Muhaimin akan bekerja sama untuk perubahan yang diwujudkan dalam kebijakan. Bukan hanya sekadar untuk membicarakan proses pemenangan Pilpres 2024.

"Kami sampaikan terima kasih atas amanat yang dititipkan, Insya Allah amanat yang akan diemban dengan sebaik-baiknya. Dan Insya Allah dengan bekerja bersama, kita berdua, Insya Allah kita akan bisa menjadi sebuah kerja sama untuk kebaikan bagi bangsa dan negara," ujar Anies.

Anies sendiri mengaku, pertemuan tersebut menjadi forum menambah wawasan terhadap PKB yang memiliki amanat dari masyarakat. Termasuk dalam Pemilu 2024 untuk mengusung Muhaimin sebagai cawapres.

Pilpres 2024, menurut Anies, akan menjadi proses demokrasi masyarakat dalam memilih calon pemimpinnya. Pesta demokrasi tersebut juga akan menjadi ajang Anies-Muhaimin untuk konsolidasi dan menawarkan perubahan untuk Indonesia.

"Insya Allah menjadi sebuah pertemuan yang produktif untuk kita berjalan bersama ke depan. Jadi saya merasa bersyukur atas kesempatan untuk bertukar pikiran, untuk saling menyamakan pandangan, InsyaAllah kita sevisi dan kita selangkah untuk lebih maju ke depan," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Sementara, Muhaimin mengakui, rapat hari ini adalah ajang DPP PKB untuk mendengarkan visi, gagasan, dan agenda perjuangan perjuangan yang dibawa Anies sebagai bakal capres. Salah satunya adalah visi yang akan dibawa jika terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.

"Tentu sudah mulai bicara teknis pemenangan, cara kerja pemenangan, dan personal orang-orang yang akan ditugas-tugaskan di dalam bekerja melakukan pemenangan. Tentu kita juga membuat agenda-agenda, serta rencana-rencana jangka pendek," ujar Muhaimin.

"Kita juga menyiapkan berbagai pemetaan yang akan menjadi action kemenangan pasangan Mas Anies dan saya," sambung Wakil Ketua DPR itu.

Baca juga : Muhaimin Paparkan Kronologi Keputusan Berpasangan dengan Anies di Tebuireng

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement