Rabu 13 Sep 2023 14:13 WIB

Lima Ratus Hektare Lahan di Kawasan Gunung Bromo Terdampak Kebakaran

Proses pemadaman dan pembasahan lebih mengutamakan jalur darat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Tim gabungan melakukan pembasahan ke wilayah bekas kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Selasa (12/9/2023).
Foto: Republika/ Wilda Fizriyani
Tim gabungan melakukan pembasahan ke wilayah bekas kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Selasa (12/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Hendro Wijarnako mengungkapkan, setidaknya 500 hektare (ha) lahan dan hutan di kawasan Gunung Bromo terdampak kebakaran. Hal ini berdasarkan data yang terlaporkan hingga 11 September lalu.

Menurut Hendro, data yang diungkap tersebut baru sekadar estimasi saja. "Nanti setelah pemadaman selesai, semuanya basah baru kita akan ukur dengan satelit atau drone," kata Hendro saat ditemui Republika di Pos Jemplang, Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga

Di sisi lain, Hendro juga mengungkapkan, pemadaman api di sejumlah titik sebenarnya sudah berhasil dikendalikan pada Senin (11/9/2023). Namun karena angin kencang yang mencapai 40 knot pada Selasa (12/9/2023), proses pemadaman lewat udara termasuk pembasahan area bekas kebakaran terhambat. Sebab itu, proses pemadaman dan pembasahan lebih mengutamakan jalur darat. 

Saat ini, kata dia, masih ada dua titik api yang perlu dipadamkan dan dibasahkan oleh tim. Kedua titik yang terlihat asapnya ini berada di area Gunung Mungal dan Pusung Loreng.