Rabu 13 Sep 2023 05:55 WIB

Kebakaran di Kawasan Bromo, Tanaman-Tanaman Unik Turut Terdampak

Hendro memastikan, tanaman yang terbakar itu dapat tumbuh kembali.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo terlihat dari Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023). Akibat tiupan angin kencang di kawasan itu membuat tim gabungan BPBD, BB TNBTS, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat sulit memadamkan titik api yang meluas kembali setelah sebelumnya sempat padam total.
Foto: Antara/Muhammad Mada
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo terlihat dari Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023). Akibat tiupan angin kencang di kawasan itu membuat tim gabungan BPBD, BB TNBTS, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat sulit memadamkan titik api yang meluas kembali setelah sebelumnya sempat padam total.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kebakaran di kawasan Gunung Bromo telah menyebabkan kerugian dan kerusakan alam. Bahkan, tanaman endemik (unik) di kawasan Gunung Bromo turut terbakar dalam kejadian ini. 

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Hendro Wijanarko mengatakan, padang savana tentu menjadi bagian yang paling terdampak dalam kebakaran tersebut. Itu artinya tanaman berupa ilalang dan semak ikut terbakar dalam kejadian ini. 

Baca Juga

"Bahkan, ada flora endemik seperti suket malela, anggrek Tosari di savana yang ikut terbakar," kata Hendro saat ditemui Republika di Pos Jemplang Kawasan Gunung Bromo, Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jatim, Selasa (12/9/2023).

Meskipun demikian, Hendro memastikan, tanaman yang terbakar itu dapat tumbuh kembali. Hal ini dapat terjadi selama proses pemadaman dan pembasahan di area bekas kebakaran berjalan lancar. Kemudian kondisi vegetasi di area tersebut dapat pulih dan membaik ke depannya.