REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Musim kemarau yang berkepanjangan tahun ini dampaknya ikut dirasakan oleh sebagian masyarakat di Jawa Tengah. Tak terkecuali warga Dusun Gemuh Singkalan, Desa Sidodadi, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Di wilayah desa ini, musim kemarau yang berlangsung lebih panjang telah mengakibatkan sumber-sumber mata air yang selama ini menjadi andalan warga terus mengalami penurunan debit yang signifikan. Sehingga akses warga untuk memenuhi air bersih kebutuhan sehari- hari juga kian terbatas.
Di beberapa wilayah bahkan juga mengalami kekurangan. Karena hampir tidak ada lagi sumber air di lingkungan dusun yang dapat dimanfaatkan.
Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sidodadi, Budiharto, di lingkungan desanya ada sekitar 170 kepala keluarga (KK) warga yang terdampak oleh krisis air bersih, akibat musim kemarau tahun 2023 ini.
Jumlah tersebut tersebar di sejumlah lingkungan dusun. “Penyebabnya, sudah lama tidak turun hujan dan sejumlah sumber air yang masih tersedia juga tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga,” ujarnya, Jumat (20/10/2023).
Dampak krisi air bersih yang cukup parah, jelasnya, dialami oleh warga yang ada berada di ligkungan Dusun Gemuh Singkalan. Guna memenuhi kebutuhan air bersih untuk kepentingan sehari-hari terpaksa harus mengandalkan bantuan.
“Karena sumber-sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari sudah tidak ada lagi,” jelasnya.
Dalam rangka membantu warga Dusun Gemuh Singkalan, Rumah Zakat yang berkolaborasi dengan ZIS Indosat Jawa Tengah menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang saat ini sangat membutuhkan. Bantuan distribusi air bersih dilakukan untuk membantu warga di sejumlah dusun didesa ini.
Sampai hari ini, sebayak enam truk tangki air bersih telah disalurkan untuk warga yang terdampak. Koordinator penyaluran bantuan airbersih di Desa Sidodadi, Siti Munawaroh mengatakan, jumlah tersebut setara dengan 30 ribu liter air bersih. Selain di desa Sidodadi, bantuan air bersih juga disalurkan ke beberapa desa terdampak lainnya.
Sehingga sampai dengan bulan Oktober ini, total suah ada sekitar 310 Kepala Keluarga (KK) warga yang telah menerima bantuan air bersih ini. “Rumah Zakat akan terus menyediakan armada, sampai kondisi kekeringan ini berlalu,” lanjutnya.
Kasiyati, salah satu warga penerima penyaluran bantuan air bersih ini mengaku bersyukur. Sebab selama musim kemarau berlangsung warga semakin kesulitan untuk mendapatkan air layak dikonsumsi.
Terlebih saat ini ia juga memiliki sejumlah anak yang masih balita. “Tentunya ini sangat mmbantu, apalagi saya juga punya anak yang masih balita, sehingga sulit mendapatkan airbesih yang layak konsumsi,” ujarnya.