Kamis 16 Nov 2023 11:12 WIB

Pemilu dan Pilpres 2024 Dibayang-bayangi Isu Kecurangan

Kontras menilai menuver politik penguasa berpihak ke calon tertentu di Pilpres 2024.

Red: Andri Saubani
Pemilu 2024. (ilustrasi)
Foto:

Potensi adanya kecurangan dalam pemilu belakangan hangat diperbincangkan menyusul pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, berbicara atas polemik yang menimpa hukum dan politik Tanah Air. Dalam pidatonya, Megawati meminta rakyat tidak lagi diintimidasi dan mengajak rakyat tidak membiarkan kecurangan pemilu.

"Rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi, hukum harus menjadi alat yang menghadirkan kebenaran, hukum harus menjadi alat mewujudkan keadilan, hukum harus menjadi alat mengayomi seluruh bangsa dan negara," kata Mega, Ahad (12/11/2023).

Dengan keadilan ini, ia meyakini, kemakmuran pasti bisa diwujudkan. Maka itu, Mega mengajak rakyat terus menggenggam erat semangat reformasi itu dan tidak lupa terus mengawal demokrasi berdasarkan hati dan nurani.

"Jangan takut untuk bersuara, jangan takut untuk berpendapat, selama segala sesuatunya tetap berakar pada kehendak hati rakyat. Terus kawal dan tegakkan demokrasi. Itulah kewajiban kita sebagai warga bangsa," ujar Mega.

 

 

Calon presiden (capres), Ganjar Pranowo menyinggung banyaknya "drama Korea" yang terjadi jelang pengundian dan penetapan nomor urut untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ia menyinggung hal tersebut dalam forum yang dihadiri oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar.

Harapannya drama tersebut berakhir, saat tiga pasangan calon telah mendapatkan nomor urutnya untuk kontestasi nasional mendatang. Namun, tetap ada banyak suara dari berbagai elemen masyarakat yang menyampaikan kegelisahannya terhadap demokrasi yang terjadi saat ini.

"Bapak/Ibu, diam itu bukanlah pilihan, dan bicara, ungkapkan, dan laporkan praktik-praktik tidak baik yang akan menciderai demokrasi," ujar Ganjar dalam sambutannya di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (14/11/2023) malam.

Namun, ia sudah mendengarkan komitmen dari Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin dalam menjaga demokrasi yang merupakan amanat reformasi itu. Demokrasi yang berjalan jujur, adil, dan harus diselenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh dari korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

"Mari kita tunjukkan integritas dan kejujuran itu sampai dengan pikiran, batin, dan perkataan kita. Bapak/Ibu, sekali lagi saya ulang, karena dalam kontestasi ini buat kami, ini bukan persoalan Ganjar, bukan persoalan Mahfud, bukan sekedar hanya persoalan kekuasaan, ini adalah persoalan masa depan Indonesia yang musti kita jaga bersama," ujar Ganjar.

"Mohon doa, mohon dukungannya, Bismillahirrahmanirrahim, InsyaAllah pasangan Ganjar-Mahfud siap untuk melaksanakan itu," sambungnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement