REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatatkan pertumbuhan positif hingga kuartal III 2023. Pada periode ini, pendapatan XL Axiata tetap tumbuh 10 persen year on year (yoy) menjadi Rp 23,88 triliun.
Meningkatnya pendapatan ini turut mengerek naik laba bersih perseroan menjadi Rp 1,02 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 981 miliar. EBITDA tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp 11,76 triliun dan EBITDA margin menjadi 49 persen.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, perseroan mampu menjawab situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional yang saat ini menantang dan berlangsung ketat. Hal tersebut tecermin dari kinerja keuangan yang positif.
"Di periode sembilan bulan tahun ini, XL Axiata tetap mampu mencetak tingkat profitabilitas yang tumbuh positif dibandingkan hasil pencapaian pada periode yang sama tahun lalu," kata Dian melalui keterangan resmi, Rabu (22/11/2023).
Lebih lanjut, Dian menyampaikan pendapatan data dan layanan digital berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan yang mencapai Rp 21,72 trilun. Pencapaian tersebut setara dengan sekitar 91 persen dari total pendapatan.
XL Axiata juga semakin optimistis dengan masa depan bisnis layanan fixed broad band (FBB) dan fixed mobile convergence (FMC). Menurut Dian, kedua bisnis tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif.
Hingga kuartal III 2023, tercatat 206 ribu pelanggan layanan Home, dengan penambahan hingga lebih dari 52 ribu dalam tiga bulan. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari semakin luasnya jaringan XL SATU Fiber yang kini telah mencapai 75 kota/kabupaten, termasuk lebih dari 12 kota/kabupaten tambahan dalam tiga bulan terakhir.
Di sisi lain, XL Axiata mampu terus meningkatkan penetrasi layanan konvergensi hingga 69 persen dari pelanggan layanan Home. Dengan total jumlah pelanggan mencapai 57,5 juta hingga akhir September 2023, ARPU Mobile XL Axiata tercatat Rp 40 ribu untuk layanan prabayar, Rp 90 ribu pascabayar, dan Rp 42 ribu blended.
"Peningkatan blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif," kata Dian.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir September 2023, utang kotor tercatat di angka Rp 9,67 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 2,7x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 7,8 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi dolar AS.
Sebesar 37 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang dan 63 persen memiliki suku bunga tetap. Free cash flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 53 persen menjadi Rp 6,21 triliun.