Ahad 03 Dec 2023 18:11 WIB

Luhut Tekankan Pentingnya Kolaborasi Pembiayaan Atasi Krisis Iklim

JETP merupakan sebuah kemitraan transisi energi bersih senilai 20 miliar dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pesan video di COP28, Dubai, UEA, Sabtu (2/1/2023).
Foto: (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pesan video di COP28, Dubai, UEA, Sabtu (2/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi pembiayaan antara negara maju dan negara berkembang untuk mengatasi krisis iklim.

Dalam pesan video yang ditampilkan di ajang COP28 di Dubai, UEA, Sabtu (2/12), Luhut mengungkapkan hal tersebut dalam sesi pembahasan perkembangan terbaru dari Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.

Baca Juga

“Sekali lagi saya hanya ingin menekankan bahwa menurut saya, kolaborasi antara negara berkembang dan negara maju sangat penting dalam program ini,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Ahad (3/12/2023).

JETP sendiri merupakan sebuah kemitraan transisi energi bersih senilai 20 miliar dolar AS yang melibatkan Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia, dan Inggris.