REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI Bidang Teknologi Informasi, Nadratuzzaman Hosen dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Nadratuzzaman dikukuhkan bersama sembilan Guru Besar Bidang Sains lainnya oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar, dalam Sidang Senat Terbuka di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (6/12/2023).
Dalam orasi ilmiahnya, Nadratuzzaman mengangkat tema 'Masalah dan Tantangan Zakat Nasional'. Secara garis besar, dia menyinggung persoalan zakat di Indonesia dan pentingnya pemanfaatan teknologi digital.
"Setidaknya ada tiga persoalan besar dalam perzakatan di Indonesia. Pertama, masih rendahnya literasi umat Islam di Indonesia tentang zakat. Kedua, masih senangnya para muzaki memberikan dana zakatnya secara langsung kepada mustahik. Ketiga, masih kurangnya percaya para muzaki kepada lembaga Baznas Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu.
Dia menjelaskan, dalam kaitannya dengan Baznas, salah satu persoalan yang muncul adalah seringnya para muzaki merasa tidak tau tentang kegiatan Baznas dalam menyampaikan dana zakat kepada mustahik.
"Masalah selanjutnya adalah biaya dalam pengelolaan zakat ini. Walaupun pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama telah menggariskan hak amil itu 12,5 persen, namun tidak mudah bagi BAZNAS mengumpulkan dananya dan memakai dana 12,5 persen karena memerlukan pelaksana yang juga harus diberikan upah yang layak," katanya.
Menurutnya, potensi zakat yang besar mencapai Rp327 triliun baru mampu dikumpulkan Rp22,6 triliun pada 2022. "Pada tahun ini InsyaAllah bisa mencapai Rp34 triliun seluruh Indonesia di mana peran Baznas dan LAZ dibantu oleh UPZ di seluruh Indonesia," katanya.
Nadratuzzaman menambahkan, dengan pengembangan digitalisasi dan pengembangan teknologi informasi, maka masalah-masalah yang dihadapi oleh Baznas dan LAZ dapat diselesaikan
"Dengan digitalisasi, uang dana zakat terbukti telah meningkat 40 persen setiap tahunnya. Dengan adanya digitalisasi, maka terjadilah pendataan datasase yang bisa digunakan yang akhirnya kita bisa menggunakan artifisial inteligence," katanya.
"Oleh karena itu, kebutuhan dari Baznas yang akan datang tidak dapat dilepaskan dari mengembangkan transformasi digital dan menggunakan digitalisasi untuk pengelolaan dana zakat," tambahnya.
Sementara itu, Rektor UIN Jakarta, Asep Saepudin Jahar menyampaikan kebanggaan dan apresiasinya atas pengukuhan guru besar baru. Menurutnya, ini menjadi momen bersejarah sekaligus membanggakan bagi UIN Jakarta.
“Pengukuhan para Guru Besar kali ini menjadi begitu monumental karena kehadiran 42 Guru Besar baru merupakan prestasi membanggakan bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kehadirannya kian mengukuhkan UIN Jakarta sebagai Peguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dengan jumlah guru besar terbanyak,” katanya.
Sebagai informasi, 10 Guru Besar baru yang dikukuhkan ini merupakan bagian dari 42 Guru Besar baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikukuhkan sepanjang November-Desember 2023 ini.