Rabu 03 Jan 2024 11:58 WIB

Mengenal Saleh al-Arouri yang Gugur Akibat Serangan Israel

Sejak remaja, Arouri dilaporkan sudah bergabung dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Ambulans tiba di lokasi ledakan di distrik selatan Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Menurut media Lebanon, sedikitnya enam orang tewas, termasuk wakil ketua Hamas, Saleh al-Arouri.
Foto: EPA-EFE/ABBAS SALMAN
Ambulans tiba di lokasi ledakan di distrik selatan Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Menurut media Lebanon, sedikitnya enam orang tewas, termasuk wakil ketua Hamas, Saleh al-Arouri.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas, pada Selasa (2/1/2024), mengumumkan bahwa wakil ketua mereka, Saleh al-Arouri, terbunuh akibat serangan pesawat nirawak (drone) Israel ke kantor Hamas di Beirut, Lebanon. Dua komandan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, turut gugur dalam serangan tersebut. Arouri dipandang sebagai salah satu tokoh pencetus berdirinya Brigade Al-Qassam.

Dilaporkan laman Anadolu Agency, Arouri lahir di kota Arura, dekat Ramallah, Tepi Barat, pada 1966. Dia bersekolah di sekolah lokal untuk pendidikan dasar dan lulus sekolah menengah atas pada 1984. Arouri kemudian menempuh pendidikan tinggi di Universitas Hebron dan lulus dengan gelar sarjana di bidang Syariah Islam.

Baca Juga

Sejak remaja, Arouri dilaporkan sudah bergabung dengan kelompok Ikhwanul Muslimin. Dia bahkan sempat memimpin Aksi Mahasiswa Islam di Universitas Hebron pada 1985. Ketika Hamas didirikan para pemimpin Ikhwanul Muslimin pada 1987, Arouri memutuskan bergabung dengan kelompok tersebut.

Militer Israel sempat memenjarakan Arouri dalam penahanan administratif tanpa pengadilan untuk jangka waktu terbatas antara tahun 1990 dan 1992 karena keterlibatannya dengan Hamas. Arouri dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade Al-Qassam, yakni sayap bersenjata Hamas. Antara tahun 1991 dan 1992, ia mendirikan sel-sel Brigade Al-Qassam di Tepi Barat.

Pada 1992, Arouri kembali ditangkap militer Israel. Dia dijatuhkan hukuman 15 tahun penjara karena membentuk sel-sel Brigade Al-Qassam di Tepi Barat. Sepanjang masa penahanannya, Arouri memainkan peran penting dalam memimpin Hamas dan berjuang melawan administrasi penjara.

Arouri dibebaskan pada 2007. Namun Israel menangkapnya kembali tiga bulan kemudian. Dia menjalani lagi masa penahanan selama tiga tahun hingga 2010. Mahkamah Agung Israel kemudian memutuskan untuk membebaskannya dan mengasingkannya dari Palestina. Ketika dibebaskan pada 2010, Arouri terpilih sebagai anggota biro politik Hamas.

Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Israel, Arouri kemudian dideportasi ke Suriah. Dia tinggal di sana selama tiga tahun sebelum mulai hidup mengembara ke sejumlah negara. Arouri kemudian memutuskan tinggal di Lebanon.

Arouri adalah salah satu negosiator Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan pada 2011 dengan Israel melalui mediasi Mesir. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditawan oleh Hamas, dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.027 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Pada 31 Juli 2021, Arouri terpilih kembali menjadi wakil kepala biro politik Hamas untuk kedua kalinya. Selain jabatan tersebut, ia juga berperan sebagai pemimpin Hamas di Tepi Barat. Pada 9 Oktober 2017, ia terpilih kembali sebagai wakil kepala biro politik Hamas. Selanjutnya, Arouri terpilih menjadi ketua Hamas wilayah Tepi Barat pada 4 Juli 2021.

Kemudian, pada November 2018, Departemen Luar Negeri AS mengalokasikan hadiah sebesar 5 juta dolar AS bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah ke Arouri, bersama dengan para pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon. Departemen Keuangan AS telah memasukkan Arouri ke dalam daftar terorisme pada 2015.

Pada 25 Oktober 2023, surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan bahwa enam pemimpin Hamas berada "di garis bidik Israel”, termasuk Arouri. Pada 31 Oktober 2023, tentara Israel sempat menyerbu rumah Arouri di kota Arura, dekat Ramallah, Tepi Barat. Penggerebekan tersebut terjadi setelah berhari-hari operasi besar-besaran terhadap aktivis Hamas di kota tersebut, menjadikan rumahnya sebagai pusat investigasi.

Arouri merupakan pemimpin paling senior Hamas yang berhasil dibunuh Israel sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement