Rabu 17 Jan 2024 17:18 WIB

Ketika Alquran Hanya Dibaca Tetapi tidak Diamalkan, Inilah yang akan Terjadi di Akhirat

Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi membaca Alquran. Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Baca Alquran adalah amal saleh yang sudah sepatutnya dilakukan oleh setiap Muslim. Membaca Alquran membuahkan pahala, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

عن عائشة رضي الله عنها قالتْ: قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: الذي يقرَأُ أُ القرآنَ وهو مَاهِرٌ به مع السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، والذي يقرَأُ القرآنَ ويَتَتَعْتَعُ فيه وهو عليه شَاقٌ لَهُ أجْرَانِ

Baca Juga

Diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang membaca Alquran dengan mahir adalah bersama malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tergagap dan susah membacanya, baginya dua pahala." (Muttafaqun Alaih). Dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud RA, Nabi SAW bersabda:

 مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ آلمَ حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِففٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ

"Siapa yang membaca satu huruf Alquran, maka baginya satu kebaikan, setiap satu kebaikan dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Aliif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Aliif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf."

Tidak hanya itu, seorang Muslim yang mendengarkan bacaan Alquran pun diganjar pahala. 

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قالَ: مَنِ اسْتَمَعَ إلى آيَةٍ مِن كِتابِ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً مُضاعَفَةً، ومَن تَلاها كانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ القِيامَةِ 

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, "Siapa yang mendengarkan ayat Alquran yang dibaca maka akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat. Dan siapa yang membacanya maka ia menjadi cahaya pada Hari Kiamat." (HR At Tirmidzi)

Namun, membaca Alquran bisa menjadi sia-sia alias percuma. Inilah yang diperingatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari RA, sebagai berikut:

- الطُّهورُ شَطرُ الإيمانِ والحمدُ للهِ تَملَأُ الميزانَ وسُبحانَ اللهِ والحمدُ للهِ تَملآنِ أو تَملَأُ ما بين السماواتِ والأرضَ والصلاةُ نورٌ والصدَقَةُ بُرهانٌ والصبرُ ضِياءٌ والقرآنُ حُجَّةٌ لك أو عليك كلُّ الناسِ يَغدو فبائعٌ نفسَه فمُعتِقُها أو موبِقُها

"Kesucian itu separuh dari iman, (ucapan) Alhamdulillah (Segala puji hanya bagi Allah) memenuhi timbangan, (ucapannya) Subhanallah (Mahasuci Allah) dan Alhamdulillah (Segala Puji hanya bagi Allah) keduanya memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah burhan (bukti), sabar itu dhiya’ (cahaya yang disertai rasa panas). Alquran itu bisa menjadi hujjah bagimu atau melawanmu. Setiap orang berangkat di pagi hari sampai menjual dirinya sehingga dia membebaskannya atau membinasakannya." (HR Muslim) 

Hadits itu menunjukkan, membaca Alquran dan mengamalkannya dapat menjadi hujjah bagi pembacanya di Hari Kiamat kelak. Namun hal yang sebaliknya bisa terjadi, ketika seorang Muslim membaca Alquran tapi tidak mengamalkan kandungan isi Alquran. 

Jika itu yang terjadi maka Alquran di Hari Kiamat akan berbalik melawan para pembaca Alquran. Rajin baca Alquran tapi tidak berbuat sebagaimana yang diperintahkan Alquran, maka Alquran akan menentang balik di Hari Akhir. 

Itu karena mereka tidak menjauhi apa yang dilarang, tidak mengharamkan apa yang telah ditetapkan keharamannya, tidak menghalalkan apa yang halal, tidak menetapkan keputusan atas dasar haram dan halal, tidak menerima apa yang telah ditetapkan, tidak ingin mengkaji, merenungkan dan mengamalkan ayat-ayat Allah SWT. 

Orang yang demikian itu, sekalipun dia rajin baca Alquran, menjadi tanda bahwa dia telah berdusta dalam perkataannya, mengingkari janjinya dan melanggar perintah Allah SWT. Maka sepatutnya setiap Muslim membaca dan mengamalkan ayat-ayat suci Alquran. Supaya Alquran menjadi pembelanya di Hari Akhir nanti. 

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Ada kisah antara Imam Bukhari dan seorang perawi hadits di suatu kota. Saat itu Imam Bukhari bertemu dengannya, dan perawi tersebut diketahui punya seekor kuda. Suatu ketika, dia membawa ember sambil menggiring kudanya. Kuda itu pun mengikuti arahan ulama itu. 

Kemudian Imam Bukhari bertanya, "Apakah di dalam ember itu ada makanan kuda sehingga kuda itu menurut padamu?" Orang itu berkata, "Tidak ada. Ember ini kosong. Aku hanya membodohi kudaku." 

Mendengar hal tersebut, Imam Bukhari enggan meriwayatkan hadits darinya sekalipun hadits yang diriwayatkannya itu benar. 

Setelah itu Imam Bukhari... 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement