Sabtu 03 Feb 2024 02:04 WIB

Optimalisasi Pengawasan Kelautan Lewat Teknoogi Satelit

KKP juga menyiapkan anggaran 150 juta dolar AS untuk meluncurkan satelit nano.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang telah membangun pusat stok karang (Coral Stock Center) di Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.
Foto: Dok. Kkp
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang telah membangun pusat stok karang (Coral Stock Center) di Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan pihaknya saat ini tengah fokus dalam mengembangkan pengawasan terintegrasi berbasis teknologi satelit. Hal ini bertujuan agar seluruh objek pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) dan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) dapat dipantau dari pusat pengendalian dan Command Center KKP.

“Sehingga terlaksananya pola pengawasan efektif dan tidak lagi menggergaji laut yang kemudian dilakukan validasi menggunakan pesawat airborne surveillance untuk memastikan telah terjadi dugaan pelanggaran,” ujar Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PDSPKP) KKP Adin Nurawaluddin di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Baca Juga

Pada 2023, KKP melalui Ditjen PSDKP telah berhasil menerapkan pengawasan berbasis teknologi melalui integrated surveillance system (ISS) terhadap 10.843 unit kapal perikanan yang memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI) aktif, disusul 7.367 kapal dengan perangkat vessel monitoring system (VMS) dan 3.476 proses pemasangan VMS atau migrasi.

KKP juga menyiapkan anggaran 150 juta dolar AS untuk meluncurkan satelit nano dan pesawat nirawak yang mampu menyelam ke dalam perairan (underwater drone) guna mendukung kesiapan program penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota. "Nanonya kita luncurkan sendiri (2024). Kira-kira anggarannya 150 juta dolar AS," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Anggaran 150 juta dolar AS tersebut sudah masuk dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2024. Peluncuran 20 satelit nano tersebut, katanya, akan dibarengi dengan pemasangan alat di seluruh kapal pengusaha maupun kapal nelayan kecil, tujuannya agar seluruh kapal yang tengah beroperasi dapat termonitor.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement