Senin 05 Feb 2024 22:59 WIB

Kebiasaan Tidur yang Diklaim Bantu Panjang Umur Menurut Ahli Kesehatan

Persentase kesembuhan kanker mencapai 90 persen apabila diketahui sejak stadium awal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita tidur menggunakan penutup mata (ilustrasi). Ada empat kebiasaan tidur sederhana yang harus dicoba jika ingin hidup lebih lama.
Foto: www.freepik.com
Seorang wanita tidur menggunakan penutup mata (ilustrasi). Ada empat kebiasaan tidur sederhana yang harus dicoba jika ingin hidup lebih lama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang tidur bisa menyebabkan kondisi tidak menyenangkan, seperti pusing, tidak fokus, lebih pemarah dan pelupa. Kebiasaan tidur yang buruk secara kronis juga mempunyai dampak yang lebih besar dibandingkan keesokan paginya. 

Para ahli mengatakan kesehatan tubuh dan upaya umur panjang, dapat mulai terganggu jika seseorang mengabaikan istirahat yang cukup secara teratur. Tidur memengaruhi hampir semua jenis jaringan dan sistem dalam tubuh.

Baca Juga

"Tidur memengaruhi tubuh mulai dari otak, jantung, dan paru-paru hingga metabolisme, fungsi kekebalan tubuh, suasana hati, dan ketahanan terhadap penyakit,” jelas the National Institute for Neurologic Disorders and Stroke, seperti dilansir laman Best Life, Senin (5/2/2024).

Penelitian menunjukkan kurang tidur kronis atau kualitas tidur yang buruk meningkatkan risiko gangguan termasuk tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes, depresi, dan obesitas. Kabar baiknya, ada beberapa perubahan sederhana yang bisa mengembalikan seseorang ke jalur kesehatan yang lebih baik. 

Berikut ini adalah empat kebiasaan tidur sederhana yang harus dicoba jika ingin hidup lebih lama, menurut penelitian baru:

1. Tidur cukup dan berkualitas

Tidur yang cukup secara teratur adalah salah satu pilar utama kesehatan, sama pentingnya dengan pola makan dan tingkat aktivitas fisik. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan antara tujuh dan sembilan jam tidur per malam, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas hanya membutuhkan sedikit lebih sedikit, antara tujuh dan delapan jam per malam.

Menurut meta-analisis tahun 2010, diterbitkan dalam jurnal Sleep dan mengumpulkan data dari 16 penelitian termasuk 1.382.999 subjek, durasi tidur dapat berdampak signifikan pada umur panjang. “Durasi tidur pendek dan panjang merupakan prediktor kematian yang signifikan dalam studi populasi prospektif,” demikian kesimpulan para peneliti.

Namun penting juga bagi kesehatan dan umur panjang untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, menurut CDC. Penting mendapatkan paparan cahaya alami di pagi hari, makan dengan baik, melakukan aktivitas fisik sepanjang hari, ritual sebelum tidur, dan membuat kamar tidur lebih kondusif untuk tidur yang nyaman.

Tanda-tanda kualitas tidur yang buruk antara lain, tidak merasa istirahat meskipun sudah cukup tidur, berulang kali terbangun di malam hari, dan mengalami gejala gangguan tidur (seperti mendengkur atau terengah-engah). Peningkatan kualitas tidur dapat dibantu dengan kebiasaan tidur lebih baik atau didiagnosis serta dirawat untuk gangguan tidur apa pun yang mungkin dialami.

2. Buat jadwal tidur dan bangun

Sudah lama diketahui bahwa durasi tidur berdampak langsung pada kesehatan. Namun sekarang para peneliti mulai memahami bagaimana menjaga jadwal tidur berdampak pada umur panjang.

Menurut studi yang baru dirilis pada Januari 2024 dan juga diterbitkan dalam jurnal Sleep, mengatur waktu tidur dan bangun yang konsisten mungkin memiliki efek terbesar pada umur panjang. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa keteraturan tidur, konsistensi waktu tidur-bangun sehari-hari, dapat menjadi prediktor yang lebih kuat untuk beberapa hasil kesehatan dibandingkan durasi tidur. 

“Keteraturan tidur mungkin merupakan target yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup secara umum," demikian menurut studi.

3. Memakai penutup mata

Jika membiarkan sedikit cahaya masuk ke kamar di malam hari, misalnya dari lampu, dapat berdampak besar pada kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa praktik ini dikaitkan dengan faktor risiko metabolik dan kardiovaskular.

Hal itu termasuk peningkatan resistensi insulin, dan tingginya insiden diabetes, tekanan darah tinggi, serta obesitas. Mengenakan masker mata pada malam hari adalah cara sederhana untuk mengatasi risiko ini dengan menghalangi cahaya kecil.

4. Memakai diffuser

Aroma dapat menjadi pemicu kuat daya ingat. Penelitian baru tampaknya menunjukkan bahwa menggunakan alat penyebar aroma seperti diffuser saat tidur, dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Studi melihat sekelompok subjek penelitian senior menggunakan alat pengharum ruangan di kamar tidur mereka hanya selama dua jam setiap malam selama enam bulan. Para peneliti melihat kinerja kognitif mereka pada tes memori meningkat secara mengejutkan sebesar 226 persen.

“Adanya penciuman minimal yang diberikan pada malam hari menghasilkan peningkatan fungsi kognitif dan saraf. Dengan demikian, penciuman dapat memberikan jalur yang efektif dan mudah untuk meningkatkan kesehatan otak,” kata para penulis penelitian menyimpulkan.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement