REPUBLIKA.CO.ID, SAMARIBNDA--Tim lapangan pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim gabungan melakukan pencarian korban hilang akibat kecelakaan kapal Sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Sabtu (23/3/2024).
"Kecelakaan maritim yang terjadi sekitar pukul 04.10 WITA itu melibatkan kapal tunda TB Entebe Emerald 51 yang bertabrakan dengan kapal barang Berkat Indah 2020 yang sedang mengangkut bahan bangunan," kata Koordinator Lapangan SAR BMKG Kukar Eko Surya Winata di Kukar, Ahad (24/3/2024).
Ia menyampaikan kejadian bermula ketika TB Entebe Emerald 51 selesai melakukan manuver belok di perairan yang gelap. Kapal barang Berkat Indah 2020 yang hendak melintas tidak melakukan komunikasi radio terlebih dahulu, sehingga kedua kapal tak sempat menghindar hingga akhirnya terjadi benturan.
Awak kapal TB Entebe Emerald 51 yang berjumlah delapan orang dipimpin oleh Kapten Yohan Sulaiman. Selain kapten, tercatat nama Esra Toding sebagai kepala kamar mesin dan anggota awak lain yang bertugas di bagian penting kapal.
"Pada saat kecelakaan, Natalius Patiku diketahui sebagai juru mudi yang sedang bertugas," tutur Eko.
Dari pihak kapal Barang Berkat Indah 2020, yang mengangkut berbagai barang, seperti semen dan besi, terdapat lima penumpang, termasuk seorang anak kecil bernama Abijal, berumur tiga tahun.
Kecelakaan itu berimbas pada penumpang kapal KM Berkat Indah 2020. Adapun Penumpang KM Berkat Indah 2020, antara lain Ari Narkoda dan istrinya Nursidah, Abijal (3 tahun), Azis ABK KM Berkat Indah, dan Ferdiansyah yang juga ABK berkat Indah.
Upaya pencarian masih berlanjut untuk menemukan salah satu ABK Berkat Indah, Azis dan penumpang berusia tiga tahun Abijal yang dilaporkan hilang usai kecelakaan tersebut. Tim SAR gabungan yang terdiri atas BPBD Kukar, Kepolisian, TNI, dan relawan dari masyarakat setempat bekerja keras melakukan penyisiran di area sekitar lokasi kejadian.
"Korban selamat yang mengalami luka-luka telah dievakuasi ke Puskesmas Muara Wis untuk mendapatkan perawatan medis," ucapnya.
Kondisi mereka terus dipantau dan dilepaskan setelah dinilai cukup stabil untuk meninggalkan puskesmas. Ia mengimbau semua pihak yang terlibat dalam navigasi di Sungai Mahakam untuk selalu memperhatikan keamanan dan komunikasi selama di perairan guna menghindari kecelakaan serupa di masa yang akan datang.
BPBD Kukar terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat setempat untuk memberikan informasi terkini dan menanggapi secara cepat atas kebutuhan yang muncul selama proses evakuasi dan pencarian.
"Insiden ini membawa pelajaran tentang pentingnya keselamatan maritim dan kerja sama dalam situasi darurat," ujar Eko.