Senin 08 Apr 2024 07:42 WIB

Penyakit Mentalnya tak Bakal Sembuh, Wanita Belanda Pilih Jalani Euthanasia

Bagaimana hukum euthanasia di Indonesia?

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Suntik mati (ilustrasi). Seorang perempuan asal Belanda memilih untuk menjalani euthanasia karena penyakit mentalnya membuatnya lelah hidup.
Foto:

Beek mengakui bahwa dia agak takut mati karena dia tidak yakin dengan apa yang terjadi setelah kematian. "Saya sedikit takut mati, karena ini adalah hal yang tidak diketahui. Kita tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau memang tidak ada apa-apa? Itu bagian yang menakutkan," ungkap Beek.

 

Pada 2001, Belanda menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan euthanasia. Kini, setidaknya delapan negara telah melegalkannya. Bunuh diri dengan bantuan juga legal di 10 negara bagian AS dan Washington DC, serta enam negara bagian Australia.

 

Profesor etika kesehatan di Protestant Theological University, Theo Boerin, bertugas di dewan peninjau euthanasia di Belanda dari 2005 hingga 2014. Selama masa itu, ia mengatakan kepada The Free Press bahwa ia mengamati euthanasia di Belanda berevolusi dari kematian sebagai upaya terakhir hingga kematian menjadi pilihan utama.

Kontroversi euthanasia ...

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَعْتَذِرُوْنَ اِلَيْكُمْ اِذَا رَجَعْتُمْ اِلَيْهِمْ ۗ قُلْ لَّا تَعْتَذِرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّاَنَا اللّٰهُ مِنْ اَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Mereka (orang-orang munafik yang tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh, Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. At-Taubah ayat 94)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement