Sabtu 04 May 2024 23:42 WIB

Kisah Perawat Ditolak Oleh Pasien Hanya Sebab Dia Muslimah dan Berhijab

Diskriminasi terhadap perawat Muslimah di Inggris masih terjadi

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Muslimah. Diskriminasi terhadap perawat Muslimah di Inggris masih terjadi
Foto:

Selama Ramadhan tahun ini, 10 Maret hingga 9 April, Fatimah mengatakan visibilitasnya sebagai seorang Muslim di NHS meningkat. Selama Ramadhan, dia berpuasa sejak Matahari terbit hingga Matahari tenggelam, selama sebulan lamanya.

Selama bulan puasa juga, dia mendapatkan banyak sekali pertanyaan. Apakah ia baik-baik saja bekerja dengan perut kosong, kenapa ia menyiksa diri. Lalu Ali akan menjawab, bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang indah baginya. 

“Saya tidak keberatan orang-orang bertanya kepada saya tentang Ramadhan karena saya juga mengajukan banyak pertanyaan tentang Natal, Paskah,” ungkap Fatimah

Dari banyaknya pertanyaan itu, ada juga beberapa tingkah pasien yang kadang membuatnya jengkel. Seperti ketika mereka mengetahui dia seorang Muslimah, maka pasien tersebut menolak untuk mendapatkan perawatan karena dia memakai jilbab.

"Begitu dia melihatku, dia bilang dia tidak ingin gadis hijabi itu merawatnya. Saya hanya berpikir, 'apa yang saya lakukan?' Jilbab saya tidak ada hubungannya dengan itu saya seorang perawat yang merawat pasien,” kenang Ali.

Kenangan bersama pasien yang menolaknya itu mengingatkannya kembali ketika Fatimah mendapatkan pekerjaan pertamanya di Inggris. Pada saat itu, dia berada di Inggris, perwalian, secara umum, telah mendukung staf dari minoritas agama dengan lebih baik.

"Dari NHS sendiri, rumah sakit, mereka telah menyediakan layanan dan fasilitas. (Ada) tempat untuk sholat, rumah sakit kami cukup bagus," katanya. 

"Banyak orang mengerti, apakah mereka orang India atau bukan, tentang Diwali, tetapi Muslim dapat berbuat lebih banyak dengan membuat orang mengerti tentang Ramadhan dan jilbab,” tuturnya.

Persentase umat Islam yang bekerja di layanan kesehatan lebih sedikit dibandingkan populasi keseluruhan. Misalnya saja 3,3 persen dari 1,4 juta pekerja NHS di Inggris berlatar belakang Muslim.

Namun, jumlah perawat dan bidan yang mengidentifikasi sebagai Muslim di Dewan Keperawatan dan Kebidanan (NMC) meningkat dua kali lipat antara 2018 dan 2023, dari 9,323 menjadi 17,389, mewakili masing-masing 1,4 persen dan 2,2 persen pendaftar.

Ofrah Muflahi adalah salah satu pendiri Asosiasi Keperawatan dan Kebidanan Arab Inggris (BANMA), sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 2023 untuk mendukung peningkatan jumlah perawat dan bidan keturunan Arab, yang saat ini berjumlah 600 orang yang terdaftar di Inggris.

Dia mengatakan, mengenakan jilbab membawa tantangan tersendiri bagi seorang Muslimah. "Sebagai pendiri BANMA, saya memahami betul bagaimana praktik berjilbab berhubungan dengan identitas mereka," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement