Senin 20 May 2024 23:20 WIB

Gadis 14 Tahun Jadi Korban Perampokan dan Penganiayaan di Garut, KPAI Beri Pendampingan

Korban tidak hanya menderita fisik, tetapi juga kondisi psikis.

Perampokan (ilustrasi). KPAI menyiapkan tim psikolog untuk membantu proses pemulihan kondisi psikis anak yang menjadi korban penganiayaan.
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Perampokan (ilustrasi). KPAI menyiapkan tim psikolog untuk membantu proses pemulihan kondisi psikis anak yang menjadi korban penganiayaan.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyiapkan tim psikolog untuk membantu proses pemulihan kondisi psikis anak yang menjadi korban penganiayaan oleh perampok di rumahnya di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal ini dilakukan agar korban bisa kembali beraktivitas dan sekolah seperti biasa.

"Kita turunkan tim psikolog, tim untuk terapi psikis korban, untuk pemulihan kondisi psikisnya," kata Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya yang meliputi wilayah tugas Kabupaten Garut Ato Rinanto saat dimintai tanggapan terkait kasus anak yang menjadi korban penganiayaan oleh perampok di Garut, Senin (20/5/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan, korban seorang gadis berusia 14 tahun yang menjadi korban penganiayaan oleh perampok menyebabkan korban harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut. Korban, kata Ato, tidak hanya menderita fisik, tetapi juga kondisi psikis karena dalam kejadian itu menyaksikan langsung ibu kandungnya dianiaya perampok dan menyebabkan ibunya meninggal dunia.

"Kejadian itu menyebabkan korban trauma, maka kita berupaya untuk bisa memulihkan kondisi psikisnya," kata Ato.

Ia menyampaikan bahwa korban saat ini sudah kembali ke rumahnya sejak sepekan lalu, selama itu tim belum bisa melakukan pemulihan kondisi kejiwaannya karena kondisi fisik korban belum pulih. Saat ini, kata dia, kondisi fisiknya sudah pulih, dan bisa diajak berbicara, untuk itu pihaknya secepatnya bergerak untuk membantu proses pemulihan psikis korban mulai Selasa (21/5/2024).

"Kita baru besok berangkat ke Garut karena kalau sebelumnya kondisi luka fisik masih sakit, sekarang sudah bisa komunikasi," katanya.

Dia mengatakan, saat melakukan komunikasi melalui telepon seluler, terlihat korban dalam kondisi baik, dan sempat ditanya ada keinginan apa selama ini, korban menjawab ingin makan buah durian. Tim psikolog, kata dia, sambil membawa durian akan mendampingi kondisi korban di rumahnya di Kampung Leuwileutak, Desa Cipangramatan, Kecamatan Cikajang, Garut, selama seharian.

"Untuk lama proses pemulihan ini belum dapat ditentukan sampai kapan, namun besok kita seharian mendampingi korban," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban harus dibawa ke rumah sakit setelah kejadian perampokan di rumahnya Kampung Leuwileutak, Desa Cipangramatan, Kecamatan Cikajang, Garut, Kamis (9/5/2024) malam.

Aksi perampokan itu menyebabkan satu orang meninggal dunia yakni ibu korban, dan seorang anak luka-luka sehingga harus menjalani perawatan medis di rumah sakit. Terkait pelaku, polisi sudah berhasil mengidentifikasi pelakunya yang saat ini masih dalam pengejaran kepolisian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement