Jumat 03 Jun 2016 14:46 WIB

Pidato Bung Karno Bikin Amerika 'Mati Kutu'

Red: Karta Raharja Ucu
Sukarno
Foto:

Kisah itu kemudian menjadi latar belakang novel historis Nyai Dasima karya G Francis yang ditulis dalam bahasa Melayu rendah pada 1893, atau 83 tahun setelah eksekusi itu terjadi. Pengarang-pengarang Belanda kala itu selalu menjelek-jelekkan mereka yang berani melawan pemerintahan kolonial.

Tokoh si Pitung, misalnya, dalam versi kolonial digambarkan sebagai penjahat kejam, pembunuh berdarah dingin, dan tidak berkemanusiaan. Padahal, yang dirampoknya adalah harta milik petinggi kolonial dan para tuan tanah yang memeras rakyat.

Dalam novel Nyai Dasima, G Francis juga memuji setinggi langit kebaikan Tuan Edward Willem, seorang petinggi Inggris yang bersama istri piaraannya (Dasima) dan putrinya (Nancy) tinggal di dekat kantor Dirjen Perhubungan Laut, di Jalan Medan Merdeka Timur sekarang ini.

Francis juga menjelek-jelekkan Islam dan menyebut Dasima rela meninggalkan suami dan putrinya karena diguna-guna Haji Salihun yang menerima bayaran dari Samiun. Haji Salihun memberikan dua bungkus obat bubuk melalui Mak Buyung, seorang penjual telur. Salah satu obat itu diberikan kepada Nyai Dasima agar hatinya guncang dan membenci Tuan Willem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement