REPUBLIKA.CO.ID, Jiwa pandu Jenderal Soedirman sudah ada sejak muda. Kepanduannya tertanam, sebelum bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA).
Soedirman mengasah dan menunjukkan jiwa pandu dalam wadah Hizbul Wathan. Gerakan kepanduan cinta Tanah Air yang dicetuskan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan pada 1918.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut Soedirman sebagai pembina dan aktivis Hizbul Wathan. Soedirman dan Muhammadiyah tak terpisahkan. Sejak kecil, Soedirman hidup di lingkungan Muhammadiyah. Jenderal besar itu juga mengenyam pendidikan di sekolah Muhammadiyah.
Sebagai pembina, Soedirman pernah membawa sekelompok calon kader Hizbul Wathan ke Kecamatan Batur, Kecamatan Banjarnegara yang masuk kawasan Dieng. Soedirman menggembleng untuk menyadarkan kebesaran Tuhan YME. Soedirman ingin calon kader itu memiliki karakter saleh dan zuhud agar berkepribadian kuat pendirian dan prinsip, serta berani berkorban untuk kepentingan umat, bangsa, dan negara.