Sabtu 15 Jun 2024 17:49 WIB

Eva Dwiana Ingin Jadikan Bandar Lampung Kota Metropolis yang Agamis

Kemajuan kota mengorbankan tata nilai, dan etika moral kemasyarakatan.

Red: Joko Sadewo
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, saat menyambangi warganya.
Foto:

Kepada kelompok masyarakat lainnya, seperti RT ada insentif per bulan dengan besaran Rp1.750.000, Babinsa, dan Babinkamtibmas Rp2 juta. Lalu, tenaga pendidik mendapat seragam dua stel plus sepatu.

Bagi keluarga kurang mampu yang mengalami kedukaan, karena anggota keluarganya meninggal dunia, menurutnya, ada bantuan uang duka Rp1 juta-Rp2 juta, ditambah air mineral kemasan 10 dus. 

Masih berkaitan dengan keluarga kurang mampu, selain gratis biaya berobat, ada juga bantuan untuk ibu melahirkan. Termasuk bagi yang harus menjalani operasi sesar di seluruh rumah sakit setempat. Selain itu, 31 puskesmas di Bandar Lampung diharuskan door to door melayani masyarakat secara gratis.

Pemkot Bandar Lampung, lanjunya, juga ada program umrah gratis bagi marbot, guru mengaji yang kurang mampu. Bagi yang di luar agama Islam, tersedia bus gratis untuk pemberangkatan ke beberapa kota, seperti Semarang, Yogyakarta, dan Bali.

“Terdapat juga hibah untuk ormas keagamaan, atau semua agama yang diakui di Tanah Air. Jumlahnya bervariasi, Rp300 juta, Rp500 juta, sampai Rp1 miliar,” ungkapnya.

Sebagai wali kota, Bunda Eva ingin menjadi orang pertama yang mendengar aspirasi masyarakat. Karena itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Bandar Lampung ini, terjun langsung ke lapangan. Dan ini bukan hal sulit baginya. Sebelum aktif di dunia politik, Eva adalah aktivis sosial kemasyarakatan sejak muda. Eva Dwiana adalah pemimpin majelis Taklim Rachmat Hidayat yang berdiri sejak 20 Oktober 2007. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement