REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Tentara Pendudukan Israel (IDF) mengumumkan, sebelas tentara dari Brigade Teknik 601 dan Brigade 179 tewas. Dua tentara lainnya terluka dalam konfrontasi dengan perlawanan Palestina di jalur Gaza, lapor Al-Mayadeen, Ahad (16/6/2024).
Media Israel melaporkan insiden parah di Gaza tengah, di mana IDF mengakui kematian dua tentara tambahan dari Brigade 179 akibat alat peledak rakitan (IED) yang juga melukai dua tentara lainnya. IDF juga mengonfirmasi kematian seorang tentara dari Brigade Givati. Tentara tersebut meninggal karena luka kritis yang dideritanya selama pertempuran di Rafah beberapa hari sebelumnya.
Sebelumnya, IDF telah melaporkan kematian delapan tentara dan perwira yang disebabkan oleh alat peledak yang menghantam pengangkut personel lapis baja Namer di kamp pengungsi Tel Sultan di Rafah, Jalur Gaza selatan. Di antara korban tewas adalah wakil komandan kompi di Brigade Teknik 601.
Sementara itu, seorang komandan kompi berpangkat mayor, bersama tiga tentara Israel lainnya, tewas di Gaza selatan beberapa hari lalu. Dengan korban terbaru ini, jumlah korban tewas tentara Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 661 orang. Jumlah ini termasuk 311 tentara yang tewas sejak dimulainya serangan darat di Gaza. Selain itu, 3.617 tentara terluka, menurut angka yang dipublikasikan pihak militer.
Media Israel menggambarkan insiden pada Sabtu (15/6/2024) pukul 5 pagi di Rafah sebagai bencana. Media tersebut pun melaporkan sebuah kendaraan lapis baja di lingkungan Tel Sultan ikut menjadi objek saat sedang bergerak.
Pihak militer membutuhkan waktu dua jam untuk mencapai kendaraan tersebut, yang kemudian ditarik ke lokasi yang aman. Drone dikerahkan untuk menemukan pejuang perlawanan di daerah tersebut, namun upaya ini tidak berhasil.