Ahad 16 Jun 2024 15:55 WIB

Bank Muamalat Targetkan Pertumbuhan Aset Neto DPLK Syariah Hingga Rp 2 T

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan partisipasi nasabah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Bank Muamalat Indonesia menargetkam aset neto dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah Muamalat mencapai Rp 2 triliun pada akhir tahun.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Bank Muamalat Indonesia menargetkam aset neto dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah Muamalat mencapai Rp 2 triliun pada akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia menargetkam aset neto dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah Muamalat mencapai Rp 2 triliun pada akhir tahun. Adapun per kuartal I 2024 aset neto DPLK Syariah Muamalat sudah mencapai Rp 1,7 triliun. 

Executive Director DPLK Syariah Muamalat Wang Wardhana mengatakan, pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan partisipasi nasabah, serta optimalisasi portofolio investasi dengan pertumbuhan return investasi sebesar 6,5 persen.

Baca Juga

Diketahui hasil usaha setelah pajak DPLK Syariah Muamalat pada periode yang sama mencapai Rp 23 miliar, meningkat sebesar 36,6 persen secara year on year (yoy). Hal ini mencerminkan efisiensi operasional dan strategi investasi yang efektif.

Adapun untuk mencapai target aset neto DPLK hingga Rp 2 trilun, Bank Muamalat akan terus memperkuat strategi diversifikasi portofolio dan re-balancing secara aktif. DPLK Syariah Muamalat juga akan meningkatkan akuisisi peserta baru dan kualitas layanan, serta mengembangkan produk-produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Kami terus berupaya untuk memberikan imbal hasil yang kompetitif dan berkelanjutan melalui investasi yang aman dan produktif. DPLK Syariah Muamalat optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan para peserta dana pensiun di Indonesia," ujarnya dalam keterangan dikutip Ahad (16/6/2024).

DPLK Syariah Muamalat menawarkan tiga paket investasi yaitu Paket A (Konservatif), Paket B (Moderat), dan Paket C (Agresif). Adapun rata-rata imbal hasil yang diberikan oleh DPLK Syariah Muamalat adalah sebesar 6,36 persen per tahun.

Portofolio investasi DPLK Syariah Muamalat ditempatkan pada instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, termasuk sukuk negara, sukuk korporasi, Efek Beragun Aset Syariah, Surat Perbendaharaan Negara Syariah, deposito syariah, saham syariah yang terdapat pada daftar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) dan berbagai instrumen investasi lainnya dengan tetap berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah. 

Per 31 Maret 2024, jumlah nasabah DPLK Syariah Muamalat hampir mencapai 71 ribu nasabah ritel dan sekitar 51 ribu nasabah korporasi. Sedangkan pertumbuhan nasabah pada tahun ini ditargetkan dapat mencapai 10 persen. Untuk mendaftar sebagai peserta DPLK Syariah Muamalat dapat melalui website www.dplksyariahmuamalat.co.id atau langsung mengunjungi kantor cabang Bank Muamalat terdekat. 

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut Roadmap Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun bakal diluncurkan pada tahun ini. Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono pada pekan ini menyampaikan saat ini roadmap tersebut sedang dalam tahap penyelesaian.

"Dari sisi portofolio investasi, pada dana pensiun sukarela per Maret 2024 masih didominasi oleh instrumen SBN sebesar Rp 128,32 triliun dengan komposisi 36 persen dari total investasi," kata Ogi, di Jakarta, Selasa.

Perkembangan tersebut dilatarbelakangi oleh tren kenaikan tingkat suku bunga dan fokus pengurus dana pensiun untuk menjaga stabilitas kinerja investasi dana pensiun, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan pasar keuangan global.

Setelah SBN, dua instrumen terbesar lainnya adalah deposito sebesar Rp 96,47 triliun dan obligasi sebesar Rp 67,33 triliun, dengan komposisi masing-masing sebesar 26 persen dan 19 persen dari total investasi.

Sedangkan untuk instrumen saham, reksadana, dan lainnya seperti properti dan penyertaan langsung memiliki komposisi masing-masing sebesar 8 persen, 3 persen, dan 8 persen dari total investasi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement