Selasa 25 Jun 2024 12:40 WIB

Chatib Basri Lihat Kejelasan dari Tim Prabowo dan Sri Mulyani Soal Komitmen Defisit Fiskal

Rentang defisit tersebut, lanjut Chatib, mencakup anggaran program makan gratis.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior sekaligus Menteri Keuangan RI periode 2013-2014, Chatib Basri, mengapresiasi kejelasan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran serta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Muyani yang mengungkap komitmen untuk menjaga defisit anggaran pada rentang (range) 2,29% hingga 2,82% alias di bawah 3% dari PDB.

Rentang defisit tersebut, lanjut Chatib, sudah mencakup anggaran untuk program makan bergizi gratis untuk siswa di sekolah dengan alokasi yang mencapai Rp71 triliun. Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun X resminya, @ChatibBasri, Senin (24/6).

Baca Juga

“Saya mengapresiasi press conference yang dilakukan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto; Menkeu Sri Mulyani; dan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono dan Sufmi Dasco. Menko Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa defisit anggaran akan dijaga dalam _range_ 2.29-2.82% dari PDB. Perlu dicatat, dalam _press conference_ itu disebut bahwa program makan bergizi sebesar Rp71 triliun pada tahun 2025 sudah masuk dalam rentang defisit ini,” tulis Chatib Basri.

Dari konferensi pers tersebut, ia kemudian menyoroti sejumlah sinyal penting yang seharusnya telah dipahami pelaku pasar keuangan. Pertama yaitu kebijakan fiskal yang berhati-hati akan dilanjutkan.

Kedua, tambahan program pemerintah baru sudah tercakup dalam rentang defisit 2.29-2.82% dari PDB. “Saya kira ini penting sekali karena implikasinya pemerintah saat ini dan ke depan akan tetap menjaga disiplin fiskal di bawah 3%,” ujar dia.

Chatib menambahkan, dengan adanya rentang defisit tersebut maka ia memperkirakan jika rasio utang/PDB di tahun 2025 akan berada pada kisaran angka 37-38%. Hal tersebut ia catat lebih rendah jika dibandingkan dengan rasio utang/PDB pada tahun 2023 yang mencapai 39% dan jauh lebih rendah dari spekulasi pasar bahwa rasio utang/PDB akan menjadi 50%.

“Dalam situasi ekonomi global dalam ketidak pastian, dimana tingkat bunga di Amerika Serikat diperkirakan masih bertahan tinggi setahun kedepan, penjelasan bahwa fiskal disiplin akan dijaga saya kira merupakan sesuatu hal yang amat penting,” ujar dia.

untuk instrumen ini akan meningkat," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto berkomitmen untuk menjaga defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di bawah 3 persen.

“APBN 2024 tetap di jaga defisitnya di bawah 3 persen, dan kami sudah menyampaikan juga kepada Presiden terpilih Bapak Prabowo, dan beliau juga memberikan assurance atau keyakinan arahan bahwa beliau berkomitmen terhadap defisit di bawah 3 persen,” kata dia dalam konferensi pers Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Jakarta, demikian dilansir dari Antara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement