Reuters melaporkan pada Kamis bahwa Amerika Serikat sedang berdiskusi dengan Israel mengenai pelepasan pengiriman bom besar yang ditangguhkan pada Mei karena kekhawatiran mengenai operasi militer di Rafah.
Pengawasan internasional terhadap operasi militer Israel di Gaza semakin intensif karena jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang tersebut telah melebihi 37.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan menjadikan daerah kantong pesisir itu hancur berantakan.
Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar 3,8 miliar dolar AS kepada sekutu lamanya. Meskipun Biden telah memperingatkan bahwa ia akan memberikan persyaratan pada bantuan militer jika Israel gagal melindungi warga sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, namun ia belum melakukannya selain menunda pengiriman pada bulan Mei.
Dukungan Biden terhadap Israel dalam perangnya melawan Hamas telah menjadi beban politik, terutama di kalangan pemuda Demokrat, ketika ia mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun ini. Hal ini memicu gelombang protes oleh pemilih yang menolak terikat dengan Biden pada pemilihan pendahuluan dan mendorong protes pro-Palestina di universitas-universitas AS.
Meskipun Amerika Serikat memberikan gambaran rinci dan jumlah bantuan militer yang dikirim ke Ukraina saat negara tersebut memerangi invasi besar-besaran ke Rusia, pemerintah AS hanya mengungkapkan sedikit rincian mengenai jumlah keseluruhan senjata dan amunisi AS yang dikirim ke Israel.
Pengiriman tersebut juga sulit dilacak karena beberapa senjata dikirimkan sebagai bagian dari penjualan senjata yang disetujui oleh Kongres beberapa tahun lalu namun baru sekarang dipenuhi.
Salah satu pejabat AS mengatakan Pentagon memiliki persediaan senjata dalam jumlah yang cukup dan telah bekerja sama dengan mitra industri AS yang membuat senjata, seperti Boeing dan General Dynamics, seiring perusahaan berupaya memproduksi lebih banyak.
Terlibat genosida
Sebuah organisasi internasional antigenosida yang berbasis di AS sebulan lalu mengecam Israel karena melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung. Mereka juga menuduh Washington terlibat dalam kejahatan tersebut dan menyalahkan Barat karena gagal memberikan tekanan pada Tel Aviv untuk segera menghentikan kekejaman.
Institut Lemkin untuk Pencegahan Genosida (LIGP) dalam pernyataannya mengecam Israel karena melakukan genosida di Gaza. AS terlibat dalam kekejaman ini. “Israel melakukan genosida di Gaza. Ini bukan pernyataan politik tetapi pernyataan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman,” katanya.
The Lemkin Institute has had it with the cynical lies and propaganda from Israel and the USA. One can have different views about the definition of genocide, but one may not use definitional disputes to deny genocide. If a genocide may be occurring, every nation is compelled by… pic.twitter.com/KTZrbACgyW
— Lemkin Institute for Genocide Prevention (LemkinInstitute) May 28, 2024
Lembaga tersebut menekankan bahwa dimensi genosida dari tindakan Israel “jelas,” dan menyerukan penghentian segera “pembantaian tersebut,” mengutip pemboman Israel baru-baru ini terhadap sebuah kamp pengungsi Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza selatan.
Lembaga ini mengkritik para pemimpin Barat karena gagal mencegah genosida dan pelanggaran hak asasi manusia, dan menuduh mereka memfasilitasi tindakan Israel melalui cara-cara material dan diplomatik. “Ini tercela dan individu yang terlibat dalam kampanye penyalaan gas ini harusnya merasa sangat malu,” tambahnya.