Jumat 05 Jul 2024 10:32 WIB

Dajjal dan Nabi Isa Disebut al-Masih, Apa Bedanya?

Ada dua makna al-masih dalam konteks gelar untuk Dajjal dan Nabi Isa.

ILUSTRASI Nabi Isa akan turun di dekat menara sebuah masjid di Damaskus, Suriah atau Syam.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Nabi Isa akan turun di dekat menara sebuah masjid di Damaskus, Suriah atau Syam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menciptakan dua sosok al-Masih yang satu sama lain saling berlawanan, yakni Nabi Isa AS sebagai al-Masih pembawa petunjuk. Dialah nabi yang atas izin Allah dapat menyembuhkan orang tunanetra dan berpenyakit sopak. Selain itu, putra Maryam tersebut dapat menghidupkan orang mati, juga dengan izin Allah.

Adapun Dajjal merupakan al-Masih kesesatan yang menyebarkan huru-hara kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasa. Misalnya, menurunkan hujan dan membuat suatu daerah kering-kerontang.

Baca Juga

Istilah al-masih berasal dari akar kata siyaahah. Turunannya adalah saaha-yasiihu-siyaahatan. Semuanya dapat diartikan sebagai ‘berkelana’ atau ‘menjelajah'.

Di satu sisi, maknanya bisa berkonotasi positif, yakni bila merujuk pada Nabi Isa AS. Sebab, beliau mengadakan perjalanan dengan berdakwah kepada Bani Israil yang tinggal terpencar-pencar.

Makna yang buruk dilekatkan pada Dajjal. Dalam menyebarkan tipu dayanya, Dajjal pun mendatangi berbagai penjuru bumi. Bahkan, dia melakukannya dengan sangat cepat. Tujuannya jelas membuat kerusakan pada tiap wilayah yang dimasukinya. Dan, ia bisa sampai ke seluruh tempat kecuali Makkah dan Madinah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada suatu negeri pun yang tidak akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Sebab, tidak ada satu pintu masuk pun dari pintu-pintu gerbangnya (Makkah dan Madinah), kecuali ada para malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian, Madinah akan berguncang sebanyak tiga kali sehingga Allah mengeluarkan orang-orang kafir dan munafik dari sana" (HR Bukhari).

Adapun asal makna dajjal ialah al-khalat. Artinya, ‘mencampur’, ‘mengacaukan’, atau ‘membingungkan.’ Dajjal berarti ‘manipulator’ dan ‘pembohong yang luar biasa.’ Nabi SAW bersabda, “Wahai manusia, tak akan ada huru-hara di muka bumi ini sejak masa Adam yang lebih besar dari pada huru-hara Dajjal. Sesungguhnya, setiap Nabi yang dikirim Allah akan memperingatkan ummatnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi terakhir dan kalian adalah umat terakhir” (HR Ibnu Majah).

Kemunculan dajjal merupakan peristiwa yang menakutkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Peristiwa tersebut akan terjadi di akhir zaman. Dajjal akan merajalela di muka bumi dengan menyebarkan kerusakan di mana-mana serta meneror orang-orang beriman. Dengan mengaku sebagai tuhan, Dajjal memalingkan manusia dari kebenaran agar kufur kepada Allah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement