REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muncul dengan sederet kontroversinya, Abuya Ghufron Al-Bantani yang kini populer dengan sebutan Mama Ghufron membuat heboh publik.
Tak hanya itu, tokoh bernama asli Iyus Sugiman ini berbicara dengan kata-kata campuran antara bahasa Arab sepotong-potong, dan kata-kata yang tidak bisa dimengerti. Berikut ini cuplikannya:
“Ada yang memancing bagaimana mengarang kitab 500 kitab? Saya harus dipamerkan? Sorry, kalam itu, maqal Inna kalima kitab fa alayya qum, fa qal alaihi Inna kalimat ummat fi Inna kalima fimallah, la syaddi inn kalima Makkah Madinah, la qola Inna rahmatan ya Rasulullah SAW, ma qol Inna romatan sahabat, sayyidina Ali, Umar, Utsman Abu Bakar, la qola Inna kalima fi mallah, subhanallah, ma qola Inna romatan Indonesia, ma faqola Inna rohmatan, wa maqola Inna rohmatan Islam, Indonesia, ma hama Qol. Asyidi Inna kalima fimallah, naam, Inna lakalla Indonesia, ma qol Inna rohmatan kitab, ma qola Inna rohmatan Quran, fa, di inbaqola Indonesia, fa, faqola inna, asyidda inna kalima fimallah, al humaka li nnala ma ummati, fi innal kalima fi mallah.”
BACA JUGA: The Story of Samson in Islam
Belakangan, Mama Ghufron muncul dalam video viral, mengaku dirinya pernah melakukan video call dengan malaikat maut. Kejadian ini pun memicu respons Majelis Ulama Indonesia.
Dikutip dari laman resmi MUIDigital, MUI tengah melakukan pengkajian lebih lanjut terkait ajaran yang dibawa oleh Mama Ghufron.
Pernyataan di atas disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis. Dia menyebut, MUI masih terus mengamati perkembangan berita di media terkait Mama Ghufron.
“Ada statement yang menyatakan video call dengan malaikat maut. Gimana caranya? Di sini sudah tidak berdasar sama sekali apa yang diucapkan,” kata Kiai Cholil di Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Antusiasme warganet yang tidak terbendung merespons video viral ini, Ketua MUI Bidang Dakwah di sisi lain merasa khawatir masyarakat akan terbawa oleh ucapan-ucapan yang disampaikan Mama Ghufron.
Oleh karena itu, MUI melalui Komisi Pengkajian dan Penelitian turut menindaklanjuti guna menemukan temuan-temuan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan MUI, Prof Utang Ranuwijaya menyampaikan telah berkomunikasi dengan MUI Kabupaten Malang merespons kasus tersebut. Pasalnya, telah banyak pertanyaan dari masyarakat terkait Mama Ghufron.
“Hadirnya seorang yang sangat kontroversial yang sangat meresahkan masyarakat. MUI Malang juga telah berupaya untuk bertemu dengan Mama Ghufron, tapi yang bersangkutan tidak menghadiri undangan tersebut,” terang Prof Utang.
Mangkirnya dari...