REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Rancangan posisi negosiasi Uni Eropa yang akan disampaikan pada Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) November mendatang mengungkapkan blok tersebut akan menekan negara-negara untuk menindaklanjuti janji beralih dari bahan bakar fosil. COP29 yang digelar di Baku, Azerbaijan akan fokus pada pendanaan iklim.
Negara-negara perekonomian besar, termasuk beberapa negara anggota Uni Eropa ditekan berkomitmen menyalurkan dana ke negara yang lebih miskin untuk membantu mereka mengatasi dan beradaptasi pada dampak perubahan iklim. Dalam rancangan posisi yang dapat direvisi sebelum finalisasi engungkapkan Uni Eropa berharap di COP29 mereka dapat meraih kesepakatan target pendanaan perubahan iklim global yang baru.
Namun rancangan itu menunjukkan Uni Eropa juga memiliki tuntutan lain, termasuk mendorong negara-negara meningkatkan upaya mereka dalam memangkas emisi sesuai yang disepakati dalam COP28 tahun lalu di Dubai untuk beralih dari bahan bakar fosil.
"(Semua negara harus mengupayakan janji iklim nasional yang baru) Sesuai dengan target 1,5 derajat Celsius dan tujuan transisi energi yang disepakati di Dubai, terutama dalam beralih dari bahan bakar fosil, sementara meningkatkan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan dan melipatgandakan efisiensi energi tahunan pada tahun 2030," kata rancangan yang dilihat kantor berita Reuters, Jumat (12/7/2024). Negara-negara diberi tenggat waktu sampai 2025 untuk mengajukan janji iklim nasional mereka yang baru ke PBB.
Dalam pertemuan pra-COP29 di Bonn, Jerman, bulan lalu menunjukkan hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam upaya negara-negara beralih dari bahan bakar fosil. Negara-negara Eropa dan negara-negara kepulauan kecil mengatakan produsen gas dan minyak menghalangi upaya untuk mendiskusikan hal ini.
Saat ini, Uni Eropa merupakan kontributor pendanaan iklim terbesar di dunia. Belgia menyatakan mereka berencana untuk melanjutkan dukungan ini, tapi meminta kontribusi yang lebih besar harus sesuai dengan aksi yang kuat dalam memangkas emisi CO2 yang menyebabkan perubahan iklim.
Pada COP29 mendatang, Uni Eropa juga mendesak perekonomian-perekonomian besar seperti Cina untuk berkontribusi dalam tujuan pendanaan iklim PBB.