Jumat 19 Jul 2024 17:24 WIB

Elektabilitas Meroket, LSI: Sendi Ancaman Dedie Rachim

Elektabilitas Sendi terus meroket, sementara Dedie stagnan.

Direktur Eksekutif Citra Komukasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan, elektabilitas Sendi Fardiansyah terus meningkat.
Foto: istimewa/doc humas
Direktur Eksekutif Citra Komukasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan, elektabilitas Sendi Fardiansyah terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Survei yang dilakukan LSI Denny JA menyebutkan adanya peningkatan elektailitas yang pesat dari Sendi Fardiansyah. Diprediksi Pilkada Kota Bogor akan terjadi persaingan yang cukup ketat antara Dedie Rachim dan Sendi Fardiansyah. 

Direktur Eksekutif Citra Komukasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan, dalam survei itu  Dedie Rachim masih memimpin dengan 39,1%. Tapi di bawahnya  Sendi Fardiasnyah yang pada survei sebelumnya hanya 6,1%, sekarang meroket  menjadi 20,9%.

Adapun kandidat lainnya ada Atang (10,0%), dan Raendi Rayendra (9,8%). Sementara bakal calon lainnya di bawah 5%. Di antaranya  Jenal Mutaqin (4,8%), Rusly Prihatevy (4,3%) dan lain-lain. Saat dikerucutkan menjadi 6 calon, Sendi naik lagi ke 24,5%, Dedie Rachim ke 40,9%.

Survei dilakukan dari tanggal 11 – 16 Juli 2024 dengan menggunakan metode standar multi stage random sampling, wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada  440 responden dengan margin of error 4,8%.  

“Pertarungan sengit itu potensial terjadi karena dua hal. Pertama, keduanya punya potensi untuk memperoleh tiket partai. Kedua, karena posisi elektabilitas kedua figur itu, Dedie Rachim dan Sendi Fardiansyah, yang cukup menarik,” kata Toto dalam siaran pers analisis surveinya, Jumat (19/7/2024).

Kenapa menarik? Menurut  Toto, karena dua kandidat tersebut memiliki trend elektabilitas yang berbeda. Dedie Rachim sebagai incumbent punya trend yang stagnan, meski masih memimpin. Di sisi yang lain, Sendi Fardiansyah, punya trend yang meroket, meski masih di bawah Dedie Rachim.

"Trend elektabilitas Sendi bisa naik lagi setelah sejumlah partai resmi mengusung dirinya. Biasanya,  keraguan memilih itu juga muncul karena dianggap belum tentu dapat tiket partai," jelasnya. 

Dalam kontestasi pilkada, termasuk pilpres, menurut Toto, trend elektabilitas itu menjadi variabel penting yang harus dilihat. Dari pengalaman selama ini, menurutnya,  kandidat yang punya trend naik, punya potensi menyalip kandidat yang di atasnya. Sebaliknya, kandidat yang trendnya stagnan, apalagi turun, biasanya akan terus turun.

Dalam kontek Pilwakot Bogor, menurut Toto, kandidat yang harus diwaspadai Dedie Rachim adalah Sendi Fardiansyah. Hal ini karena Sendi punya trend naik, bahkan meroket. Dari survei 4 bulan sebelumnya, hanya 6,1%, sekarang sudah tembus ke angka 20,9%. 

“Ini data yang goodnews buat Sendi. Tapi badnews buat Dedie. Bayangkan, naik dari 6,1 ke 20,9% itu sangat signifikan dalam simulasi 14 calon. Sementara, Dedie Rachim dari dua kali survei, posisinya masih masih belum beranjak jauh, yaitu sekitar 39 sampai 40 an persen,” katanya.

Variabel lain yang harus dilihat dalam membaca peluang, kata Toto, adalah tingginya pemilih yang masih berkategori soft supporter, yaitu gabungan pemilih yang sudah memilih tapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali. Itulah pemilih cair yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan.

Soft supporter-nya masih 49%. Ini jumlah pemilih  yang masih bisa diperebutkan. Sementara, strong supporternya belum ada yang tembus 30%. Pada bagian lain, baru  18,6% publik yang sudah menentukan pilihannya dari sekarang. Mayoritas publik, masih menunggu masa kampanye, hari tenang dan saat datang ke TPS,” ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement