Selasa 06 Aug 2024 21:05 WIB

Hizbullah Mulai Bombardir Markas Unit Elite IDF

Rudal Israel gagal mencegat serangan, justru jatuh melukai warga sendiri.

Polisi Israel bekerja di lokasi serangan drone di Nahariya, Israel, Selasa, 6 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Polisi Israel bekerja di lokasi serangan drone di Nahariya, Israel, Selasa, 6 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT –  Hizbullah melakukan serangkaian serangan drone peledak jauh ke dalam wilayah Israel pada Selasa (6/8/2024). Serangan Hizbullah tersebut menyasar sejumlah markas unit elite di jajaran pasukan penjajahan Israel (IDF).

Hizbullah menyatakan pihaknya melakukan serangan udara di Israel utara yang menimbulkan korban jiwa. Dalam sebuah pernyataan, kelompok Lebanon mengatakan mereka menembakkan serangkaian drone ke markas Brigade Golani Israel, sebuah brigade infanteri; dan markas besar Unit Egoz, sebuah unit komando elit IDF, yang terletak di barak Shraga dekat perbatasan Lebanon. 

Baca Juga

Serangan-serangan itu “mencapai sasaran mereka secara akurat dan memakan korban”, kata kelompok itu, seraya menambahkan bahwa tanggapan mereka atas pembunuhan Fuad Shukr, seorang komandan militer senior, dalam serangan Israel di Beirut pekan lalu “belum terjadi”. sementara itu, the Times of Israel melaporkan bahwa dua orang terluka, satu dalam kondisi kritis, di kota terdekat Mazra'a akibat serangan drone.

Aljazirah melansir, selama delapan bulan terakhir, Hizbullah telah berulang kali menyerang satu kota utama – Kiryat Shmona. Sasaran lainnya sebagian besar adalah komunitas kecil dan moshav. Tidak ada kota besar yang terkena dampaknya. Kini, dengan serangan yang terjadi di dekat Acre, Hizbullah mengambil langkah konfrontasinya lebih jauh. Mereka juga diperkirakan akan melakukan pembalasan lain atas serangan Israel pagi ini di Mayfadoun.

Apa yang ditunjukkan oleh serangan terbaru Hizbullah terhadap Israel, di dekat kota Acre, adalah bahwa mereka mampu masuk lebih dalam ke wilayah Israel, sekitar 20 km dari perbatasan selatan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Hizbullah mempunyai pengetahuan dan lokasi instalasi militer Israel dan mampu menyerang mereka, menembus lapisan pertahanan Israel. 

Israel juga telah melakukan serangan di Lebanon selatan hari ini. Militer Israel menghantam sebuah bangunan di kota Mayfadoun. Lima pejuang Hizbullah gugur dalam serangan itu. Bencana ini juga melanda Odaisseh, menewaskan satu orang, serta kota Khiam, melukai satu orang.

The Times of Israel melaporkan, setidaknya tujuh orang terluka pada Selasa, salah satunya kritis, setelah serangan pesawat tak berawak Hizbullah di Galilea Barat. satu dari mereka yang terluka terluka akibat rudal pencegat Iron Dome yang tidak berfungsi, kata IDF kemudian.

Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan pihaknya merawat korban di tiga lokasi di kawasan Nahariya. Satu orang terluka parah, satu orang lainnya berada dalam kondisi ringan hingga sedang, dan lima lainnya luka ringan, kata MDA.

Pria yang terluka parah, berusia 40-an, tertabrak saat mengemudi dan dia jatuh ke pinggir jalan. Ratusan meter jauhnya, di tempat parkir, seorang wanita berusia 30 tahun terluka akibat pecahan peluru, menurut MDA. Lima lainnya terluka akibat ledakan di dekat mereka.

IDF mengatakan beberapa jam kemudian bahwa pria yang terluka parah di sepanjang jalan raya Route 4 dekat Nahariya terluka oleh pencegat Iron Dome yang tidak berfungsi dan jatuh ke tanah. “Berdasarkan penyelidikan awal, diketahui bahwa itu adalah sebuah pencegat yang meleset dari sasaran dan meledak di daratan,” kata IDF.

Sumber dari Hizbullah mengatakan kepada Reuters bahwa serangan itu bukanlah pembalasan utama atas pembunuhan komandan Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di Beirut pekan lalu. Hizbullah telah bersumpah untuk membalaskan dendamnya, sehingga memicu kekhawatiran akan eskalasi besar yang bisa berujung pada perang besar-besaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement