Jumat 16 Aug 2024 10:14 WIB

Pidato Puan: Dalam Berdemokrasi, Rakyat tidak Pernah Berkuasa

Dalam sistem demokrasi, rakyat hanya menentukan siapa yang akan berkuasa.

Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPR Puan Maharani di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua DPR Puan Maharani di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan, pemilu yang berkualitas tidak dapat hanya dilihat dari partisipasi rakyat dalam memilih, melainkan juga harus dilihat dari kebebasan rakyat untuk memilih. Maksudnya, sambung dia, apakah rakyat dapat memilih dengan bebas, jujur, adil, tanpa paksaan, tanpa dikendalikan, dan tanpa rasa takut.

"Kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga dan menciptakan demokrasi yang berkualitas, semakin maju, beradab dan mencerdaskan kehidupan bangsa," ucap Puan saat pidato di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2024 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (16/8/2024).

Baca Juga

Menurut Puan, menang kalah selalu ada dalam pemilu. Semua pihak dituntut untuk memiliki etika politik siap kalah dan siap menang. Puan menyebut, semua politikus harus siap bertanding dan juga siap untuk bersanding. Selain itu, kata dia, etika politik yang sama juga menuntut pemilu dilaksanakan dengan memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menjalankan kedaulatannya.

Puan menyebut, dalam pemilu, seharusnya rakyatlah yang jadi pemenang. Sehingga berlaku adagium, suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi, vox dei). Sayangnya, dalam berdemokrasi, rakyat tidak pernah berkuasa. "Rakyat hanya menentukan siapa yang akan berkuasa," kata Puan menegaskan.