Ahad 01 Sep 2024 12:04 WIB

Sekjen Ansor Ingatkan Eks Kasatkornas Banser Hasan Basri Soal Baiat NU: Bisa Kualat

Hasan Basri mundur dari NU dan menjadi bakal calon wagub Sumut

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Banser saat mengikuti acara Resepsi Puncak Satu Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Banser saat mengikuti acara Resepsi Puncak Satu Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal GP Ansor Gus Rifqi mengingatkan mantan Kepala Satkornas Banser, Hasan Basri Sagala yang sudah mundur dari NU.

Menurut Gus Rifqi, Hasan yang saat ini maju menjadi bakal calon wakil gubernur Sumatra Utara bersama Edy Rahmayadi, harus ingat akan salah satu sumpah baiat saat masuk GP Ansor.

Baca Juga

Salah satu sumpah baiat itu mengatakan kader dengan segenap jiwanya siap menghadapi musuh dan penghianat terhadap Islam Ahlusuunah wal Jama’ah, Organisasi Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

“Baiat dan sumpah yang sudah diucapkan oleh kader bersifat mengikat dan pertanggungjawabannya langsung kepada Allah SWT,” ujar Rifqi dalam keterangan tertulis yang diterima  Republika.co.id, Ahad (1/8/2024).

Respons Rifqi diungkapkan menanggapi pernyataan Hasan Basri yang berpendapat dirinya sudah bukan lagi bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama.

“Karena juga saya telah mengundurkan diri dari NU, dari tenaga ahli Menag, dan di Banser saya sudah purnatugas,” kata Hasan.

Rifqi menilai, sebagai orang yang pernah aktif di NU, seharusnya Hasan menyelami dan menghayati sumpah janji saat dibaiat. "Bukan berarti, setelah purnatugas, tidak terikat,” kata Rifqi.

Karenanya, Rifqi mengimbau kepada seluruh kader Ansor untuk tidak main-main dengan baiat yang sudah diucapkan.

“Bisa kualat nantinya. Kita mustinya sama-sama dan mengimbau satu sama lain agar terus menjaga martabat organisasi,” kata dia.

Rifqi juga menyindir jiwa setengah hati Hasan dalam menjalankan tugas pemerintahan sebagai Tenaga Ahli Menteri Agama RI.

“Amanah yang diembannya belum juga usai sudah mau terlibat politik elektoral. Jadi wajar diberhentikan (sebagai TA)," ujarnya.

Diketahui, Hasan Basri juga mendapat penolakan dari Ketua PW Ansor Sumut Adlin Tambunan karena pasangan yang dipilihnya pernah mencoreng nama NU dan melukai warga Nahdliyin seluruh dunia.

Adlin mengaku pihaknya masih sulit mendukung Edy lantaran pernah menghina GP Ansor pada 2019, sehingga semua kader harus menjunjung tinggi kehormatan GP Ansor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement