Senin 02 Sep 2024 12:08 WIB

Indonesia Alami Deflasi 0,03 Persen pada Agustus 2024, Keempat Kalinya Tahun Ini

Deflasi Agustus lebih rendah dibandingkan Juli.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Friska Yolandha
Pengendara mengisi BBM jenis pertalite di SPBU di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Badan Pusat Statistik menyampaikan data pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03 persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara mengisi BBM jenis pertalite di SPBU di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Badan Pusat Statistik menyampaikan data pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan data pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm). Indeks harga konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,06 pada Juli 2024, menjadi 106,06 pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menerangkan deflasi bulan ini lebih rendah dibandingkan Juli 2024. "Ini merupakan deflasi keempat pada tahun 2024," kata Pudji dalam konferensi pers, di kantornya, di Jakarta, Senin (2/9/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi 0,52 persen. Kelompok tersebut memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen.Berdasarkan catatan BPS, terdapat beberapa peristiwa penting yang berpengaruh terhadap indikator-indikator harga pada bulan Agustus 2024. 

Pertama, Perkembangan harga BBM Nonsubsidi. PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Agustus 2024. Pertamax naik Rp 400-Rp 800, atau sekitar 3-6 persen. Pertamax Turbo naik Rp 1.050-Rp 1.400 atau 7-9 persen.

Dexlite, naik Rp 800-Rp 1.150, atau 5-8 persen. Pertamina Dex, naik Rp 500-Rp 900, atau naik 3-6 persen. Keterangan ini data bersumber dari Pertamina.com. Persentase penurunan harga, dibandingkan dengan kondisi 1 Juni 2024.

Berikutnya, peningkatan produksi bawang merah. Panen bawang merah di sentra-sentra produksi utama dengan produktivitas tinggi seperti di Brebes dan Nganjuk. 

Kemudian, Penurunan harga livebird tingkat produsen. Ini maksudnya jenis ayam ras pedaging (hidup). Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional livebird di tingkat produsen mengalami penurunan.

Terakhir, panen tomat. Panen komoditas ini berlangsung di beberapa daerah seperti Sorong, Jember, Klaten, Gorontalo, dan Baubau. Sehingga suplai tomat mengalami kenaikan di Agustus 2024 ini.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement