Rabu 04 Sep 2024 12:44 WIB

Jokowi, Prabowo, Hingga Menag Sambut Paus Fransiskus di Istana

Semangat perdamaian dan toleransi yang ingin Indonesia bersama Vatikan sebarkan.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden RI Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden RI Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Paus Fransiskus di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Rabu (4/9/2024), sudah berlangsung. Di dalam Istana, terlihat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menanti kedatangan Paus.

Sekitar pukul 09.35 WIB, rombongan Paus Fransiskus tiba di Istana Merdeka. Paus datang menumpang mobil yang sama saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Selasa (3/9/2024), yaitu Toyota Kijang Innova Zenix. Dia duduk di depan berdampingan dengan pengemudi.

Baca Juga

Presiden Jokowi menantikan menantikan kedatangan Kepala Negara Vatikan itu yang dituntun menggunakan kursi roda. Paus dan Presiden Jokowi, Presiden terpilih Prabowo Subianto, dan sejumlah tokoh lainnya, berdiri memberikan penghormatan.

Usai berdialog, Presiden Jokowi pun mengeluarkan pernyataan terkait pertemuannya dengan Paus. Pada awal pernyataannya, Jokowi menyapa semua tokoh yang hadir dan menyinggung perjalanan Paus menuju Indonesia.

"Negara kita Indonesia menyambut gembira dan hangat kedatangan yang teramat mulia Paus Fransiskus, dan saya mendengar ini penerbangan terpanjang yang Sri Paus lakukan. Terima kasih Bapa Suci telah bersedia memenuhi undangan kami, untuk mengunjungi Indonesia," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Jokowi menegaskan, kunjungan Paus memiliki pesan yang sangat kuat tentang pentingnya merayakan perbedaan. Menurut dia, Indonesia merupakan negara majemuk. Ada beragam etnis, suku bangsa, agama, dan sebagainya.

"Tadi saya menyampaikan kepada Bapak Suci bahwa kita memiliki 714 suku bangsaa etnis dan juga memiliki 17 ribu pulau yang kita tinggali, yang semuanya berbeda budaya, agama, dan suku bangsa, terus berupaya menjaga harmoni di tengah kebhinnekaan yang kita miliki," ujar Jokowi.

Dia menegaskan, bagi Indonesia, perbedaan adalah anugerah. Toleransi merupakan pupuk guna mewujudkan persatuan dan perdamaian sebagai sebuah bangsa. Indonesia, lanjut Jokowi, beruntung memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan begitu, sambung dia, masyarakat bisa hidup rukun berdampingan.

"Semangat perdamaian dan toleransi inilah yang ingin Indonesia bersama Vatikan sebarkan, apalagi di dunia yang semakin bergejolak," ujar Jokowi. Dia juga menyinggung konflik di berbagai belahan dunia.

Hal itu juga termasuk di Palestina yang telah menelan korban lebih dari 40 ribu jiwa. Indonesia, kata dia, mengapresiasi sikap Vatikan yang terus menyuarakan perdamaian dan mendukung two-state solution. "Karena perang tidak akan menguntungkan siapa pun, perang hanya akan membawa penderitaan dan kesengsaraan masyarakat kecil," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement