Kamis 26 Sep 2024 08:26 WIB

BPKH Naikkan Distribusi Nilai Manfaat Jamaah Haji Tunggu Hingga Rp 4,4 Triliun

BPKH juga memiliki sejumlah strategi investasi penempatan dengan mekanisme lelang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Seorang jamaah haji asal Kota Palu melambaikan tangan dari bus saat tiba di Asrama Haji Transit di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/7/2024). Jamaah haji asal Kota Palu yang tergabung dalam kloter 9 melalui embarkasi Balikpapan berjumlah 326 orang mengalami keterlambatan pemulangan hingga 28 jam yang seharusnya tiba di Palu pada Senin (8/7), namun baru tiba pada Selasa (9/7) disebabkan karena keterlambatan pesawat Garuda yang mengangkutnya dari Madinah, Saudi Arabia.
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Seorang jamaah haji asal Kota Palu melambaikan tangan dari bus saat tiba di Asrama Haji Transit di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/7/2024). Jamaah haji asal Kota Palu yang tergabung dalam kloter 9 melalui embarkasi Balikpapan berjumlah 326 orang mengalami keterlambatan pemulangan hingga 28 jam yang seharusnya tiba di Palu pada Senin (8/7), namun baru tiba pada Selasa (9/7) disebabkan karena keterlambatan pesawat Garuda yang mengangkutnya dari Madinah, Saudi Arabia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memaparkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025 dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa, (24/9/2024).

Perincian RKAT tersebut antara lain kenaikan target dana kelolaan BPKH sebesar 11 persen, kenaikan target pendaftar haji sebesar 9,6 persen, kenaikan nilai manfaat sebesar 12 persen, dan kenaikan alokasi distribusi Virtual Account (VA) sebesar 91.3 persen.

Baca Juga

"Asumsi imbal hasil yang optimistis ini didasari pada rencana strategis yang disusun menggunakan skenario moderat, dengan target yield yang meningkat minimal lima persen setiap tahunnya,” kata Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Dengan usulan itu, distribusi manfaat kepada  jamaah haji yang masih menunggu naik menjadi  Rp 4,4 triliun, hampir dua kali lipat atau 91,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.