Kamis 26 Sep 2024 07:01 WIB

Iran tak Kunjung Serang Israel untuk Balas Kematian Haniyeh, Mengapa? Ini 6 Penjelasannya

Iran siapkan strategi jitu agar serangan benar-benar berdampak bagi Israel

Red: Nashih Nashrullah
Almarhum Ismail Haniyeh dan Yahya Al Sinwar.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Almarhum Ismail Haniyeh dan Yahya Al Sinwar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Setelah pembunuhan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 di sebuah wisma di Teheran milik Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), kepemimpinan rezim Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, bersumpah untuk mengambil tindakan pembalasan yang sangat keras terhadap Israel, di waktu dan tempat yang paling tidak terduga.

Beberapa jam setelah pembunuhan Haniyeh diumumkan, Khamenei berjanji untuk membalasnya, dengan menyatakan:

Baca Juga

“Rezim Zionis yang penjahat dan teroris telah mengubah tamu kami yang terhormat menjadi martir di rumah kami, sehingga menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi kami. Namun rezim ini juga telah mempersiapkan landasan untuk hukuman yang keras untuknya... Sejauh yang kami ketahui, adalah kewajiban kami untuk membalas peristiwa yang menyakitkan dan pahit ini, yang terjadi di dalam perbatasan Republik Islam."

Pada 1 Agustus 2024, sehari setelah pembunuhan Haniyeh, sebuah spanduk digantung di Alun-Alun Teheran dengan gambarnya dengan latar belakang Kubah Batu di Yerusalem, dengan janji Khamenei dalam bahasa Ibrani: “Tunggu hukuman yang keras” (Sumber: Mehr News, Iran, 1 Agustus 2024)