Selasa 01 Oct 2024 05:09 WIB

Viral Foto Khamenei Copot Jubah dan Keffiyeh, Analis: Tanda Iran Siap Perang dengan Israel

Sebuah foto bergambar jubah hitam dan keffiyeh Ali Khamenei di atas bangku viral.

Rep: Andri/ Red: Andri Saubani
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Foto:

Dalam pertemuan kabinet di Teheran pada Ahad (29/9/2024) malam, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Eropa telah berbohong atas janji mereka soal gencatan senjata di Gaza sebagai ganjaran jika Iran tidak melancarkan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Faktanya, gencatan senjata di Gaza tak pernah terjadi hingga kini dan bahkan Israel memperluas serangan sampai Lebanon dan membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

"Memberi lebih banyak waktu kepada penjahat hanya akan membuat mereka semakin berani untuk melakukan kekejaman," kata Pezeshkian. 

Pezeshkian menyebut pembunuhan atas Hassan Nasrallah sebagai "kejahatan keji" dan mengatakan itu sekali lagi membuktikan bahwa "rezim kriminal tidak mematuhi norma atau kerangka kerja internasional apa pun." Presiden Iran itu, yang pekan lalu berada di New York untuk menghadiri KTT Majelis Umum PBB beberapa hari sebelum pembunuhan Nasrallah, mengatakan bahwa "para pejuang kebebasan Lebanon tidak boleh dibiarkan sendirian."

"Saya masih berkeyakinan bahwa para pejuang Lebanon dan pejuang kebebasan tidak boleh ditinggalkan sendirian dalam pertempuran ini, sehingga rezim yang kejam ini tidak menargetkan satu demi satu negara perlawanan, menumpahkan darah perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah, kata Pezeshkian seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah, IRNA.

Dia juga menekankan "tanggung jawab besar" negara-negara Arab dan Islam dalam menghadapi kekejaman yang dilakukan Israel di kawasan. "Negara-negara Islam tidak boleh tinggal diam terhadap kejahatan rezim ini karena hari ini telah menjadi jelas bagi masyarakat dunia tentang siapa sebenarnya penjahat dan penyebab perang, ketidakamanan dan pembunuhan di seluruh dunia," ujarnya.

Dia juga mengkritik "standar ganda" media Barat dalam menangani "terorisme" Israel.

Pezeshkian kemudian mengatakan bahwa tindakan Israel "tidak akak dibiarkan begitu saja," termasuk pembunuhan komandan senior militer Iran Abbas Nilforoushan, yang bersama dengan Nasrallah pada saat serangan.

"Tanggapan tegas terhadap para penjahat pengkhianat ini diperlukan. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan pembebasan dan kebangkitan tidak akan binasa melalui pembunuhan para pemimpinnya, kata Pezeshkian.

photo
Karikatur Opini Republika : Boikot Kurma Israel - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement