Kamis 10 Oct 2024 08:43 WIB

Peran Keturunan Arab di Indonesia Melawan Penjajahan

Dalam masa kolonial, orang-orang keturunan Arab turut berjuang melawan penjajahan.

ILUSTRASI Sejarah Jamiatul Kheir
Foto:

Jong Islamieten Bond merupakan kontra organisasi dari Jong Java atau Tri Koro Dharmo, organisasi pemuda Boedi Oetomo, ujar akademisi tersebut dalam subbab Boedi Oetomo Pengimbang Djamiat Choir.

Visi kebangsaan Indonesia yang digagas Jamiat Kheir tidak hanya di ranah pendidikan, tetapi juga media massa. Pada 31 Maret 1913, organisasi ini membidani lahirnya surat kabar Utusan Hindia. Penamaan Hindia mengindikasi kan semangat nasionalisme yang kuat.

Perhatiannya tidak hanya pada perjuangan antikolonialisme di nusantara, tetapi juga belahan bumi lain tempat Muslimin berpijak. Umpamanya, Afrika Utara. Pada 1911, Jamiat Kheir mendatangkan seorang tokoh pejuang dari Tunisia, al-Hasyimi. Sebelum menginjakkan kaki di Indonesia, dia pernah memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial Prancis di daerah asalnya.

Seusai bergabung dengan Jamiat Kheir, keaktifan nya tidak hanya dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid-murid di kelas, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Arab dan agama Islam.

Al-Hasyimi bahkan memperkenalkan kepanduan atau pramuka di lingkungan Jamiat Kheir. Dapat dikatakan, dialah orang pertama yang mendirikan gerakan kepanduan di tengah Muslimin Indonesia.

Sejarah pun membuktikan, konsistensi dan daya tahan Jamiat Kheir melampaui usia penjajahan Belanda di Tanah Air. Bahkan, hingga hari ini perannya masih bisa disaksikan di Indonesia. Walaupun mayoritas anggota atau tokohnya keturunan Arab, organisasi itu terbuka bagi setiap Muslim di negeri ini, tanpa diskriminasi asal-usul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement